Tuesday, October 04, 2005

Lucky, I Hate That Word

Sering sekali orang berkomentar “Wah kamu beruntung banget ya”. Apa??? Aku langsung gatel aja pengin marah kalo dengar kata-kata itu he.. he... Kayaknya semuanya yang aku dapet turun dari langit begitu saja. Mereka pikir, aku hanya tidur nyenyak di rumah lalu aku menjadi seperti sekarang ini.

Itulah mengapa aku begitu membenci kata-kata “Luck”, “Beruntung”, dan tetek bengek semacamnya. Bahkan udah sampe alergi akut he... he... Aku lebih suka orang menghargainya sebagai hasil dari kerja keras. Aku pengin mereka tahu kalo aku tak begitu saja memperolehnya.

Takutnya orang akan salah persepsi. Mereka hanya ingin tahu gimana jadinya. Namun tak mau melalui prosesnya. Mereka tak pernah tahu saat-saat aku jatuh bangun, saat aku mesti belajar di kala yang lain bermain. Walau aku juga sering bersenang-senang juga sehhh he... he...

Orang banyak yang beranggapan, semua hanya bergantung pada nasib dan kehendak Tuhan. Aku bukan tak percaya, kalo Tuhan juga berperan atas kehidupan. Namun bukan berarti kita hanya menanti di rumah sambil berdoa, mengharap akan diberkahi nasib baik.

Aku hanya berpikir untuk melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan. Kalo seandainya memang gagal juga, itu baru namanya suratan nasib. Jangan belum apa-apa udah bilang nasib.

Sudah gitu kalo gagal, disalahkanlah orang lain. Tak mau introspeksi diri. Karena itu memang paling mudah dilakukan. Di sisi lain, aku tak pernah mengasihani diri sendiri, atau mengkambinghitamkan orang lain. Semua adalah tanggung jawab diri sendiri. Kalo memang gagal terimalah keadaan, belajarlah apa yang salah, bagian manakah yang harus diperbaiki.

Dengan cerita ini, masihkah orang akan berkata “Betapa beruntungnya Tuhu”???


Yogyakarta, 290905

No comments: