Thursday, March 29, 2007

Distro and Local Empowerment

Hari Sabtu yang lalu, aku membeli kemeja dari sebuah distro di Blok M. Sebenarnya tujuan awal cuman nemenin teman yang memang niat mau beli, tapi ternyata ketularan beli...

Setelah aku pikir-pikir ternyata ada beberapa baju, kaos, dan jaket yang aku punya adalah keluaran Distro. Alasannya pertama, aku suka dengan desainnya yang biasanya ramai. Itu kan aku bangettt.

Alasan kedua, aku merasa dengan membeli produk Distro, konsisten dengan ideologi yang aku anut. Yaitu nasionalisme dan apresiasi pada kreativitas lokal. Mungkin hanya sederhana, membeli sepotong baju.

Tapi pernahkah terpikirkan, dengan membeli sepotong baju itu. Maka kita telah menghidupi banyak orang. Mulai dari para buruh yang membuat bahan pakaian, desainer yang merancang grafis dan gambar pada pakaian, hingga para peritel yang menjualnya.

Dengan membeli produk lokal, maka kita telah menyelamatkan perut sodara-sodara kita. Tanpa harus memberi cuma-cuma pada para pengemis, yang berharap uang tanpa usaha apapun.

Aku bukan berarti anti dengan produk-produk asing. Tapi marilah kita jangan terlalu brand minded. hargailah pula karya kreatif lokal. Karena dengan menghargai mereka, berarti kita menghargai diri sendiri.

Jakarta, 290307
Sedikit Padat Tapi Disempet-sempetin...

Wednesday, March 28, 2007

Aku Yang Berubah....

Baru tiga bulan sebenarnya aku berada di Jakarta. Tapi tampaknya memang banyak sekali perubahan terjadi dalam diriku. Perubahan terbesar adalah pada pola konsumsi dan gaya hidup.

Aku membayangkan diriku beberapa bulan yang lalu, seorang mahasiswa dengan uang saku pas-pasan, atau lebih tepatnya disebut kebang-kempis. Maklumlah saat itu aku hanya berharap dari kemurahan hari Orang Tua.

Saat itu, perasaan kebutuhanku tidak beragam. Konsumsi juga seadanya. Alasan pertama karena memang aku tidak punya uang, sehingga berbagai kebutuhan yang bukan prioritas terpaksa diabaikan. Kedua, kebutuhan sebagai mahasiswa memang tidak neko-neko.

Namun kehidupan menjadi berubah setelah aku bekerja, dan bisa menghasilkan uang. Akhir pekan kerjanya jalan-jalan, shopping ke berbagai Mall. Dan pastinya pulang-pulang membawa kantong belanjaan. Hmmm aku ternyata menjadi konsumtif.

Kadang aku berlindung pada alasan tuntutan pekerjaan. Itu ada benarnya juga. Aku sempat berdiskusi juga dengan temanku. Katanya itu wajar, karena kebutuhanku sekarang berbeda, dengan saat masih mahasiswa. Apalagi pekerjaanku di bidang PR, yang banyak ketemu orang, sehingga penampilan yang menarik menjadi modal utama.

Tapi di sisi lain, ini seperti pelampiasan atas tekanan stres pekerjaan, dan tingkat persaingan yang keras di Jakarta. Yayaya, keduanya memang benerrrr. Tapi pada dasarnya sejak dahulu kala, aku memang hobi belanja. Bedanya dulu aku tidak punya uang untuk dibelanjakan, sekarang aku memilikinya. Memang tidak besar banget sih, tapi ini uang yang aku hasilkan sendiri, sehingga aku bebas untuk menggunakan sesuka hati.

Ini adalah sebuah fase baru dalam perjalanan kehidupanku. Aku hanya berharap, aku tidak lupa diri. Mungkin benar aku sekarang menjadi lebih independen. Tapi aku berharap tidak melupakan masa laluku, saat-saat susah dalam kehidupanku. Orang-orang yang pernah berjasa, dan berniat baik menolongku...

Tuhan jadikan aku makhluk-Mu yang tidak mudah melupakan masa lalu...


Jakarta, 280307
Time for reflection of my journey

Mencuri Dengar...

Hari minggu yang lalu, aku berbelanja ke Carrefour Ratu Plaza. Dan tak sengaja mendengarkan percakapan para SPG di sana. Yayaya, kayaknya sudah menjadi kebiasaanku untuk mencuri dengar percakapan orang lain.

Tidak ada maksud apapun, selain, berusaha menggali lebih dalam, apa sih yang dipikirkan orang lain??? Dengan mengetahui sudut pandang, dan apa yang dipikirkan orang lain, aku belajar untuk berempati. Aku belajar untuk memahami arti perbedaan, dan toleransi.

Kembali ke topik awal, saat itu seorang SPG bercerita katanya dia pengin banget jadi Cleaning Service tapi di gedung-gedung bertingkat. Soalnya kerjaannya enak cuman bikin kopi atau teh, terus tipnya gede...

Deggggggg, rasanya aku seperti tertampar mendengar percakapan itu. Betapa tidak bersyukurnya aku selama ini. Mimpinya begitu sederhana, menjadi Cleaning Service. Sementara aku adalah seorang konsultan, dengan pekerjaan yang jauh lebih nyaman, pendapatan lebih besar, tetapi terkadang masih juga mengeluh.

Ketika esok hari Senen, malamya rasanya malesss bangettt. Kalo ingat percakapan Si SPG jadi malu sendiri... Kok bisa ya aku seserakah itu???


Jakarta, 280307
Mumpung Lagi Sepi Order...

Tuesday, March 27, 2007

Losari...





Terakhir aku menulis tentang outing ke Losari. Dan kini aku ingin menulis lebih detil tentang Losari Coffee Plantation. Losari bukan hanya menawarkan tempat yang nyaman, dengan pemandangan yang indah.

Tapi pengelolanya mampu mengemas resort ini dengan sangat detil, dan cermat. Mereka menawarkan pada pengunjung berbagai pengalaman, yang mungkin sederhana, tapi mengasyikkan.

Mereka menyediakan paket Coffee Plantation Tour, di mana kita di jelaskan berbagai macam jenis pohon kopi. Kita juga diajarkan gimana sih mereka membuat kopi. Kita juga diperbolehkan mencoba menggiling kopi sendiri. Semuanya serba alami, dan pada akhirnya konsumen jadi tertarik untuk membeli kopi hasil produksi Losari, walaupun harganya beberapa kali lipat lebih mahal.

Belum berhenti sampai di sana para tamu juga bisa mengikuti berbagai kelas kesenian, yang terjadwal selam seminggu. Ada kelas menari Jawa, ada kelas bermain gamelan. Ini tentunya akan sangat menarik bagi para pengunjung Losari yang notabene adalah turis manca negara terutama dari Eropa.

Losari juga menerapkan harmonisasi dengan alam dan masyarakat sekitarnya. Di masing-masing kamar ada semacam leaflet yang menyatakan mereka perduli lingkungan. Mereka menghidupkan lampu secara otomatis dari jam 5 malam samapi jam 5 pagi. Air juga dihemat dengan cara, para tamu yang merasa bed covernya tidak perlu dicuci maka tinggal meletakkan leaflet itu d atas tempat tidur.

Mereka juga menanam sendiri sayuran dan buah-buahan yang disajikan kepada tamu. Pertama ini bisa menjadi pengalaman tersendiri bagi tamu, karena mereka berada di tenga-tengah tanaman yang mungkin hanya pernah mereka makan tanpa pernah tahu gimana sih sebenernya pohonnya.

Kedua, mereka akan menyerap lebih banyak tenaga kerja. Ternyata paling tidak ada sekitar 200 orang pekerja di Losari. Tentunya kebanyakan dari para pekerja adalah penduduk lokal. Dengan itu, maka Losari juga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya...

Akhir kata, ternyata alam negeri ini memang sangat indah. Tergantung bagaimana kita mengemasnya dengan baik, sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Losari telah membuktikannya, semoga lebih banyak lagi para pengusaha di Indonesia yang mampu mengemas sebuah resort seindah Losari. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung, maka semakin meningkatlah pendapatan penduduk sekitar dari sektor pariwisata.

Jakarta, 270307
I must force myself to write somethin

Sunday, March 18, 2007

Outing with Many Kind of New Experience

Waktu saat ini menunjukkan 19.30 malam, ini berarti satu setengah jam yang lalu aku sampe ke kantor setelah outing Maverick team selama 3 hari di Losari Coffee Plantation. Rasanya gak sabar menunggu hari esok untul menuliskan pengalaman menakjubkan selama tiga hari ke belakang. Takut semuanya menjadi basi hehehe.

Hanya ada satu komentar, so wonderful!!! Banyak hal-hal baru yang bisa aku alami selama tiga hari ini. Pertama akhirnya aku naik pesawat lagi hehehe. Mungkin komentar sebagian orang kamse bangettt sehhh. Kalo emang begitu adanya gimana dong??? Masak harus boong, integritas tetap menjadi bagian utama yang harus aku pegang teguh. Aku emang dari kampung kok hehehe.

Terakhir kali aku naik pesawat sebelumnya adalah 12 februari 1991,hmm smoga tidak salah. Karena itu adalah kepindahan keluargaku dari Sorong ke karanganyar. Uppsss cukup untuk pengalaman naik pesawat.

Pengalaman lain yang baru buat aku adalah menginap beberapa hari di resort yang kerennn, dengan fasilitas yang lumayan mewah untuk ukuran aku... Hmmm ketika pertama menginjakkan kaki di Losari. Aku termenung, dan merasa terharu di dalam hati. Akhirnya aku bisa merasakan pengalaman yang sering hanya ada dalam imajinasiku.

Dan Tuhan sepertinya Maha Adil, aku mendapatkan keberuntungan dapet bungalow yang paling bagus. Konon kabarnya, SBY menginap di kamar yang sama yang aku tempati kemarin...

Pengalaman menarik lainnya adalah tur dengan kereta antik dari Ambarawa. It's so nice. Karena aku bukan hanya bisa melihat pemandangan indah, tapi aku sempat banyak-banyak nanya ama petugas kereta api. banyalah yang aku pengin tahu, mulai dari gerbongnya, sejarahnya, macem-macem dehhh. Secara aku kan selalu ingin tahu apapun hehehe.

Terima kasih Tuhan..., banyak mimpiku yang kini telah menjadi kenyataan. Betapa baiknya diri-Mu padaku. Smoga aku selalu bisa menjadi orang yang pandai bersyukur....


Jakarta, 180307
Lonely in the night, but can't wait for tommorow...

Wednesday, March 14, 2007

Susahnya Menjaga Konsistensi Kualitas

Ternyata memang benar sangat susah untuk menjaga konsistensi kualitas, terlebih lagi bila Anda pada perusahaan jasa. Ceritanya begini, beberapa bulan yang lalu aku dapat voucher Mc Donald Resto sebanyak Rp. 300.000,000. Jadi memungkinkan aku untuk makan di McD sepuasnya, dan di berbagai tempat yang berbeda. Mumpung gitu lohhh dapet gratisan...

Tapi dari berbagai kunjungan McD di berbagai tempat, akhirnya aku menemukan sesuatu. Kok rasa-rasanya ada yang gak standar yah. Ceritanya gini, aku pernah makan di McD STC Senayan, saat itu aku pesan Gourmet Wrap. Aku liat kok, di dalamnya gak ada sayurannya seperti di brosur??? Saat itu aku diam ajah, aku pikir emang begitu...

Nah di saat lain, aku makan di McD Sarinah. Kali ini lagi-lagi ketiban sial. Temanku memesan Gourmet Wrap sama seperti yang pernah aku pesan di STC, dan ternyata ada isi sayuran di dalamnya. Yang membuat aku ngerasa lebih sialadalah, aku beli paket nasi, dan ternyata nasinya keras ajahhh, pertanda kurang mateng.

Kebetulan dengan voucher itu juga, aku pernah makan di McD BIP Bandung. Kayaknya di McD ini aku baru ngerasa semuanya fine. Nasinya pas matangnya, ayamnya juga enak. Karena terkadang aku juga pernah dapet nasi yang terlalu lembek.

Hmmm pelajarannya adalah, ternyata memang sangat susah menjaga kualitas apalagi ketika untuk perusahaan yang sangat besar. Bayangkan McD ajah yang sangat terkenal, dan sebesar ini, masih saja terjadi beberapa "ketidakkonsistenan".

Pelajaran kedua, harus diperhatikan dengan matang-matang ketiak ingin memperbesar usaha, karena tidak mudah memperluas usaha. Jangan asal ekspansi, tetapi kedodoran dalam menjaga kualitas. Tapi ini bukan berarti ingin memojokkan McD lhooo, McD hanyalah menjadi contoh betapa tidak mudah untuk menjaga konsistensi.

Jakarta, 14 Maret 2007
Akhirnya bisa sedikit bernapas lega....

Wednesday, March 07, 2007

Dan Ternyata...

Yayayaya, baru sebulan yang lalu aku menulis tentang jaman kalabendu di Indonesia. Di situ aku telah memprediksi bahwa tahun ini akan menjadi tahun terburuk bagi kehidupan bangsa Indonesia. Dan telah kuduga bahwa bencana akan masih terus menggerayangi bangsa ini. Linknya http://tuhu.blogspot.com/2007/02/jaman-kalabendu-kapan-usai.html

Dan hari ini, ternyata terjadi kembali bencana. Pesawat Garuda yang selama ini dijadikan tumpuan kepercayaan sebagai penerbangan yang paling aman, ternyata juga bernasib tak lebih baik dari Adam Air.

Padahal baru kemarin, terjadi bencana gempa yang tak kalah dahsyat. Sumatra Barat diguncang gempa hebat. Di mana berdasarkan data Koran Tempo, 7 Maret 2007 ada 70 orang yang dinyatakan tewas. Hmmm betapa sangat mengerikan nasib bangsa ini...

Aku seperti telah bisa mengerti bahwa tahun ini adalah tahun keterpurukan, tapi ketika bencana terjadi sangat beruntun. Ternyata aku jtetap saja belum siap. I'm still shocking... then wait and see what will happen next???

Karena tahun ini baru berjalan beluma ada tiga bulan. Ini berarti masih ada lebih dari 9 bulan lagi, di mana aku harus menjadi saksi mata berbagai bencana. Melihat tangisan orang-orang yang ditinggal keluarga tercinta. Mereka yang tebengong-bengong melihat harta bedanya lenyap tak besisa ditelan bencana.

Tuhan, semoga Kau cukupkan sekian bencana yang harus ditanggung bangsa ini. Tapi entahlah feelingku masih mengatakan bencana dahsyat belum akan berakhir sampe di sini....



Jakarta, 070307
Hari Menjelang Malam Dan Aku Masih Merinding Merenungi Rangkaian Bencana

Monday, March 05, 2007

"Ronggeng Dukuh Paruk", dan Perjalanan Keindonesiaan....


Semalam aku baru saja menyelesaikan membaca "Ronggeng Dukuh Paruk", yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Saking penasarannya dengan buku itu, aku paksakan lembur untuk menyelesaikan membacanya hingga jam 10.30 malam.

Setelah membacanya, hmmm rasanya aku benar-benar terlarut secara emosional dengan novel ini. Rasanya aku pengin protes pada Sang Pengarang hehehe, karena akhir ceritanya yang begitu tragissss.

Srintil adalah tokoh utama dalam novel ini. Dia menjadi ronggeng di umur sebelas tahun. Dan dalam perjalan hidupnya sebagai ronggeng itulah, cerita ini mengalir. Srintil yang ternyata seperti halnya wanita pada umumnya, hanya menginginkan kehidupan rumah tangga, dan mengabdikan hidupnya pada suami, dan keluarga.

Novel ini memang luarrr biasa. Gak salah novel ini, dinobatkan sebagai master piece Ahmad Tohari. Aku sudah membaca beberapa buku Ahmad Tohari lainnya, seperti Belantik, tapi tak ada yang semenakjubkan novel ini. Ceritanya selalu tentang orang-orang desa yag sederhana, tapi penuh dengan permenungan yang mendalam.

Dalam novel ini, Ahmad Tohari mengangkat sisi feminisme dengan bahasa yang halus dan tenang, tanpa letupan dahsyat. Ahmad Tohari juga mengangkat orang-orang tak bersalah yang menjadi korban guncangan politik G30S/PKI. Detil emosional Sang Tokoh, digambarkan dengan jelas, sehingga kita mau tak mau akan terlarut di dalamnya. Tentang Dunia Ronggeng, dan Dukuh Paruk dengan kemelaratannya.

Sangat banyak karya sastrawan yang mengangkat tragedi G30S/PKI, tapi cara Ahmad Tohari mengangkatnya sangat mempesona. Dan aku merasa paling suka dengan sudut pandang ini, karena bahasanya sederhana, tapi menyentuh emosi yang terdalam, dan hati nurani sebagai manusia.

Tak salah bila buku ini telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, dan menjadi bacaan wajib bagi perkuliahan sastra Asia di beberapa universitas di luar negeri. Karena di dalamnya memang sangat kaya dengan sistem nilai yang sangat Indonesia. Biasalah, tentang keselarasan dan keseimbangan. Tentang kepasrahan menerima garis nasib yang telah ditentukan Yang Maha Kuasa.


Jakarta, 050307
Waktu sudah semakin malam, dan aku merasa harus menyempatkan menulis...

Friday, March 02, 2007

Just Share Ur Dreams!!!!

Mungkin banyak yang udah ngerti banget, let share ur dream karena dengan berbagi impian kita pada orang lain. Maka teman-teman kita akan membawa kita pada apa yang kita impikan. Yayaya, aku mungkin dan rasanya memang pernah menulisnya di blog ini. Tapi ada sesuatu yang baru menurut aku perihal ini. Jadi bacalah hingga akhir maka Anda akan mengerti hehehe.

Karena memang benar, aku yang ada di sini. Aku yang menempuh jalur sesuai yang kuinginkan, adalah hasil suatu proses dimana aku selalu berbagi impian pada orang-orang terdekat. Beberapa dari mereka mungkin mengatakan itu suatu hal yang sangat ambisius, ada yang bilang aku idealis omong kosong. Walaupun ada juga yang menghargainya, dan menjadi jalan penghubung menuju apa yang aku impikan. dan aku tak memperdulikan yang lain, selain orang-orang yang menghargai setiap impianku.

Jadi perlu dicatat di sini, pertama jangan pernah takut bermimpi setinggi apapun impian itu digantungkan. kedua, jangan pernah takut dengan komentar orang tentang apa yang kita impikan. Karena dari sekian banyak yang berpandangan sinis, pasti akan ada segelintir yang dengan tulus mengharai setiap jengkal impian itu. Dan membawa kita menuju kesana. Kalo mereka tidak pernah tahu apa yang kita inginkan, bagaimana mereka dapat membantu???

Catatan ketiga, ini teramat penting karena aku baru beberapa hari merenungkannya. Ternyata dengan berbagi impian kita, aku jadi tersadar betapa aku harus pandai bresyukur. Karena ternyata selama ini telah banyak impian yang aku gapai, walaupun tantangan ke depan tentu masih panjang.

Kadang kita dalam keadaan sangat jenuh, dan capek. tapi berbagi impian itu memberikan suatu energi baru dalam diri kita untuk bangkit kembali, dan menghargai apa yang selama ini telah kita peroleh. Dibandingkan mengeluhkan berbagai hambatan dan masalah yang sedang kita hadapi saat ini.


Jakarta, 020307
Friday Night...
Inthe weekend where I still wanna at the office

Thursday, March 01, 2007

Ketulusan???

Beberapa lama aku tinggal di Jakarta, lalu mulai merasa bahwa memang di Jakarta ini sangat susah untuk menemukan seseorang yang benar-benar tulus. Banyak sekali orang-orang yang bermanis-manis ria, tapi perlu dicatat itu hanya dalam urusan pekerjaan atau ketika butuh sesuatu.

Kadang-kadang jadi bertanya-tanya pada diri sendiri. Apakah aku juga akan terseret dalam pusaran arus itu??? Karena aku paling benci menjadi orang munafik. Aku ingin menjadi orang yang tulus membantu orang lain. Aku tetap ingin menjadi diriku yang sama. Karena aku yakin bahwa menjadi tulus tanpa mengharap sesuatu itu adalah hal yang indah, dan membawa kesejukan jiwa.

Tapi terkadang aku takut tekanan sosial, dan tuntutan keadaan akan mengubahku menjadi binatang realis yang hanya berpikiran pendek dan pragmatis. Aku tidak ingin menjadi orang yang tampaknya bahagia, dikelilingi banyak relasi, tetapi semuanya semu. Di dalam sebenarnya kesepian dan merana. Karena semua orang dekat berdasarkan kepentingan-kepentingan tertentu. Tak ada seseorang yang benar-benar dipercaya untuk berbagi saat sedih dan bahagia.

Aku ingin menjadi teman bagi banyak orang, berteman dengan ketulusan... Apa yang mereka lihat pada diriku sebagai profesional, dan sebagai pribadi seharusnya sama. Walaupun itu memang tidak mudah, di tengah tekanan pekerjaan yang berat. Di antara persaingan yang ketat, kadang tanpa sadar kita telah berubah menjadi beringas...

But once again I still hope, I still become Tuhu from the block....


Jakarta, 1 Maret 2007
Waktu menunjukkan lebih dari pukul 7 PM dan masih dikantor,
Tapi aku merasa harus menulis sesuatu...