Friday, June 29, 2007

Jakarta, After 6 Month...

Tak terasa, ternyata aku telah enam bulan ajah pindah, dan kerja di Jakarta. Aku jadi teringat, hari-hari ketika aku masih di Yogya, ada beberapa ketakutan dan kecemasan. Namun semua itu sekarang telah sirna setelah aku jalanin.

Setelah enam bulan, aku telah banyak sekali mengenali hal baru di Jakarta. Aku telah menerobos berbagai sisi kota Jakarta, mulai dari Utara, ke Selatan, menjelajahi bagian Barat, dan juga Timur.

Selama enam bulan ini, aku juga tidak pernah merasa kesepian dan sendirian. Karena selain teman-teman lama yang masih sering jalan bareng. Aku juga menemukan banyak teman-teman baru.

Di Jakarta, keberbakatanku untuk berorganisasi sepertinya memang gak berhenti begitu saja. Aku bergabung dengan Rotaract Semanggi. Yahhh lumayanlah ada banyak kegiatan menyenangkan, di tengah rutinitas pekerjaan. Lagian aku jadi menambah banyak teman baru.

Di Jakarta aku juga makin gaul kata temen-temenku hehehe. ya haruslah, pokoknya semua hal yang berbagu hedon udah dicoba. Aku hanya ingin mencoba semuanya, tanpa perlu berprasangka terlebih dahulu. Lagian aku menikmati tuh.

Dan yang mungkin lebih unik lagi, di Jakarta aku juga udah berkeliling ke museum-museum. Kayaknya orang yang udah lama tinggal di Jakarta pun, belum tentu sudah pernah keliling museum di Jakarta.

It's just a beginning...


Jakarta, 290607
Hore Weekend.....

Tuesday, June 26, 2007

Shrek 3 dan Feminisme

Hari minggu kemarin, aku beruntung dapet tiket gratis nonton film Shrek 3 di Blitz Megaplex. Hmmm alangkah indahnya hidup, karena aku paling demen ama yang namanya gratisan. Tapi tenang ajah, kali ini bukan mau curhat soal dapet gratisan kok, tapi mau mendiskusikan soal pesan yang disampaikan dari film ini.

Sebenarnya ada banyak hal yang bisa diambil dari film ini. Tapi aku lebih suka fokus ngebahas soal feminisme dalam film ini. Pesan-pesan feminisme sangat kental dalam film ini.

Misalnya adegan ketika Fiona mengajak para putri-putri lain dari negeri dongeng untuk mengambil tindakan, atas penculikan Shrek. Maka apa yang mereka lakukan, sungguh membuat ketawa. Karena mereka mengambil posisi pasrah, menunggu untuk diselamatkan oleh Pangeran Tampan.

Kedua, Sang Pangeran Arthur yang akhirnya menjadi raja, bukanlah tipikal pria macho, dan gagah berani seperti yang selama ini dikonstruksi. Arthur adalah sosok lemah, yang dianggap pengecut, tetapi mempunyai daya persuasif yang baik.

Ia tidak mengalahkan musuh-musuhnya yang berambisi merebut kekuasaan dengan membunuh, atau dengan cara kekerasan tapi justru dengan negosiasi. Ini adalah penggambaran dunia yang sangat sejalan dengan paham feminisme.

Karena selama ini, kaum feminis menganggap dunia dikonstruksi dengan pemikiran yang sangat maskulin. Setiap konflik harus diselesaikan dengan kekerasan,dan peperangan. Inilah yang selalu dikritik kaum Feminis. Mereka mengatakan, dunia penuh perang dan kekerasan, karena dunia dipimpin dengan cara yang maskulin.

Dan dengan film Shrek, pembuat film menyampaikan isu feminisme dengan cara yang sangat ringan, segar, tapi sangat mengena. Salut buat para pembuat filmnya...


Jakarta, 260607
Hari Sedang Menuju Sore...

Monday, June 25, 2007

Fenomena Tukul...

Hmmm tampaknya Tukul saat ini sedang menjadi fenomena. Sebelumnya sempat ada Inul Daratista, yang membuat kehebohan yang sama. Ada kesamaan di antara keduanya, datang dari daerah, dengan kehidupan susah dan kampungan. Lalu mereka memasuki dunia hiburan dari bawah, hingga menuai sukses besar di Jakarta.

Nah kebetulan, dari banyaknya pemberitaan dan buku yang mengulas soal Tukul, ada satu buku yang ditulis oleh seniorku di HI UNPAD. Judul bukunya "Tukul Arwana Kumis Lele Rejeki Arwana". Hmmm ternyata, asyik juga membaca biografi Tukul. Banyak hal yang bisa dipelajari.

Pertama adalah konsistensinya untuk tetap berada di jalur lawak. Walaupun untuk itu, jalannya sangat tidak mudah. Dia harus melalui proses yang sangat panjang untuk sampai pada posisi ini. Kalau orang lain, mungkin saja sudah menyerah di tengah jalan.

Kedua, kemauan Tukul untuk terus belajar, dan belajar. Dia ternyata seseorang yang gemar membaca, sehingga wawasannya luas, tidak seperti tampangnya yang "Ndeso". Ketiga, sikapnya yang tetap membumi meski kini ia telah sukses dan bergelimangan harta.

Kehidupan yang tiba-tiba berubah tidak membuatnya menjadi kaget, dan lupa diri. Sangat jarang menemukan orang-orang yang semacam ini. Orang yang masih mengingat masa lalunya, meski keadaan sudah berubah seratus delapanpuluh derajat.


Jakarta, 250607
Pagi-pagi Mengawali Hari Dengan Menulis...

Wednesday, June 20, 2007

Mengintip Rumpian Para Wanita...

Beberapa hari ini, aku gabung di milis "hanya wanita". Ya bisa dipastikan isinya para wanita, walopun ternyata di sana juga banyak para pria hehehe. Aku bukan sekedar iseng ikutan milis para wanita. Karena sebagai pemasar yang salah satunya membidik pasar ibu-ibu. Ini adalah bagian dari kerjaan.

Ada beberapa hal menarik soal ini. Pertam, masya allah kebanyakan berisi promo dan jualan, khas ibu-ibu arisan banget. Mo cari apa ajah ada. Pertama-tama agak males juga, ini kok isinya promo semua. Lama-lama akhirnya sih menjadi biasa.

Kedua, yang menarik juga adalah, para wanita itu selain hobi jualan, juga hobi curhat. Lucu-lucu deh yang dicurhatin, soal pernikahan, membelikan hadiah buat suami, alergi kondom, suami yang seperti memperkosa. Agak geli sih ngebacanya, tapi aku jadi bisa masuk lebih dalam ke dunia para wanita.

Ketiga, ternyata di dalamnya juga terdapat beragam jenis wanita. Ada yang tipe konservatif, ada juga yang tipenya liberal. Kalo yang ini pastinya keliatan dari cara pandang mereka dalam memberikan opini atas suatu masalah.

Keempat, ternyata para wanita itu memang sangat solider dan suka membantu satu sama lain. Kalo ada yang curhat suatu masalah, bisa dipastikan banyak yang akan nanggepin. Hmm sangat wanita...

Paling tidak, aku sekarang punya gambaran yang lebih jelas. Seperti apa sih para wanita itu??? Apa sih yang mereka pikirkan. Walopun ini baru permukaan, kan aku baru gabung beberapa hari. Semakin lama, maka aku akan bisa melihat gambaran yang lebih komplet soal sosok para wanita.

Yang penting harus sabar ajah dengan aneka promo hehehe.


Jakarta, 200607
Malam hari, dingin karena habis ujannnnn
Cuaca yang anehhhh

Friday, June 15, 2007

Membuka Lembaran Lama...

Minggu lalu, aku mengikuti pelatihan menulis. Karena terlalu sibuk, aku masukkan saja cerpenku yang udah lama banget nulisnya. Soalnya untuk ikut pelatihan ini, disyaratkan memasukkan contoh tulisan kita.

Nah yang menarik, adalah ketika membaca kembali tulisan itu. Benerrr banget kata salah satu trainer di pelatihan itu, woww kok tulisanku norak yahhh. Padahal saat
itu,perasaan udah kerennnnnnnnnn banget lahhhhh.

Maklum aja, tulisan itu tertanda "241204", jadi tulisan ini udah aku buat sekitar 2,5 tahun yang lalu. Cukup lama juga kan??? Dan dari sekian lama aku menuliskannya, aku gak pernah membaca ulang. Baru sekarang ini sempet dibaca lagi, karena harus diedit ulang, coz kalo bagus dapet beasiswa dari Jakarta Writing School.

Ternyata perjalanan yang dua tahun itu, sudah cukup memberikan perbedaan warna dalam caraku menulis. Aku bisa merasakan betapa polos, dan lugunya gaya menulisku saat itu. Imajinasi, dan pilihan katanya kok norak yahhh, aku bergumam sendiri dalam hati.

Hmmm, jangan-jangan kalo aku baca postingan pertamaku di blog ini maka aku akan bereaksi sama. Karena gaya menulis, juga merupakan rekamana perjalanan proses pembelajaran.

Semakin lama, maka akan makin banyak referensi yang kubaca. Dan ternyata sangat berpengaruh pada gayaku menulis. Aku menjadi semakin kaya, dalam gaya dan kosakata untuk bercerita.

Terkadang lucu juga mentertawakan masa lalu kita. Tapi ini sekaligus memberikan suatu kesadaran, bahwa selama ini kita telah melalui suatu proses dan pembelajaran.

Smoga dua tahun lagi, aku masih mampu menertawakan karya yang kubuat hari ini. Karena ini menunjukkan bahwa aku terus belajar...

Jakarta, 150607
Kantor, Weekend,Pas Banget Buat Nulis...

Friday, June 08, 2007

Menjadi Pemasar...

Yayaya, seminggu ini aku telah memulai profesi baru sebagai seorang pemasar. Ternyata memang lebih menyenangkan. Gak tahu juga mungkin karena ini sesuatu yang baru buat aku. Tapi tak bisa dibohongi, jiwaku dari dulu memang ada di sini.

Capek-capek belajar pemasaran, karena aku ingin suatu hari nanti bisa melihat merek-merek lokal tumbuh dan berkembang berkat tanganku. Aku ingin bekerja bukan hanya sekedar mengejar uang, tapi juga ada sebuah idealisme di sana.

Hidupku akan hampa kalo aku hanya mengejar uang, karena ada sesuatu yang aku sebut sebagai passion yang hanya bisa aku dapatkan kalo aku melakukan apa yang aku suka. Apa sih yang dicari dalam hidup??? Menurut aku yang paling penting adalah kebahagiaan...

Ya sudahlah tanpa berpanjang kata semoga aku bisa mengembangkan produk-produk yang aku tangani hingga tumbuh menjadi merek yang kuat di benak konsumen.

Jakarta, 080607