Friday, September 26, 2008

Social Marketing Campaign untuk Visit Indonesia Year 2008

Saya tidak tahu apakah istilah social marketing campaign ini tepat atau tidak. Saya hanya menggunakan istilah saya sendiri, untuk sebuah program sosial yang dilakukan untuk menngkampanyekan Indonesia.

Jadi ceritanya di Rotaract(Rotary in Action)Club Semanggi Jakarta, kita membuat sebuah program International Service yang berbeda dari sebelumnya, yang biasa dilakukan. Mengingat Rotaract Club telah eksis di lebih dari 158 negara, mengapa tidak kita melakukan kampanye tentang Indonesia, dengan sesuatu yang berbeda. Proyek ini disebut sebagai "We Listen To You Project"

Kalau biasanya dengan agresifnya kita mempromosikan negara ini. Sekarang dibalik, mengapa tidak kita mencari insight apa sih yang dipikirkan oleh orang lain tentang negeri kita?

Di sinilah kita bisa belajar untuk merefleksikan diri sendiri, apa sebenarnya kekuatan kita, dan kekurangan kita. Kita jadi tahu apa sih kekuatan kita dimata konsumen, bukan dari sudut pandang kita.

Setelah membaca berbagai komentar yang masuk, terkadang ada temuan-temuan yang mengejutkan. Dan sebagian besar komentar ini diperoleh melalui online, entah melalui mailing Rotaract Internasional, atau juga melalui Facebook. Internet membuat semuanya jadi mudah, bayangkan saat ini saja sudah masuk komentar dari negeri-negeri nun jauh yang mungkin jarang kita dengar semisal Pantai Gading, Nepal, Honduras dll.

Semoga kegiatan Rotaract ini, sedikit memberikan kontribusi bagi pariwisata Indonesia, dan juga membangun citra yang lebih baik tentang Indonesia. Mengapa? Pertama dengan adanya proyek ini, mereka yang sebelumnya tidak tahu mengenai Indonesia akan mencari tahu seperti apa sih Indonesia?

Kedua, akan tertanam persepsi bahwa walaupun tidak sempurna, banyak diberitakan terjadi bencana, korupsi, terorisme. Tapi setidaknya sebagai sebuah bangsa kita mau mendengar.

Ingat era internet, menuntut kita harus lebih banyak mendengar dan berdialog dengan konsumen. Karena konsumen tidak bisa lagi dibujuk dengan teriakan promosi dan iklan, biarkan mereka menemukan sendiri persepsinya tentang sesuatu.

Oleh karena itu, sebagai bagian dari Bangsa ini, mungkin luangkan waktu sejenak untuk berkunjung, dan merefleksikan, seperti apakah negeri kita?


Jakarta, 260908
Ngeblog Sebelum Mudik...

Tuesday, September 23, 2008

Kemana Online Marketing Communication Akan Melangkah???

Perilaku konsumen di dunia online berubah sangat cepat. Hal ini salah satunya didorong oleh perkembangan teknologi yang sangat luar biasa. Konsumen selalu digoda dengan teknologi baru, yang menawarkan sesuatu yang lebih canggih. Walaupun ada banyak hal baru yang bermunculan, tapi hanya beberapa hal yang kemudian bisa bertahan dan menjadi tren. Biasanya yang bisa bertahan adalah sesuatu yang menawarkan hal-hal yang baru, sehingga mampu menggoda konsumen untuk kemudian berpindah.

Lalu apa kira-kira yang akan menjadi tren terutama di tahun 2009. Hal ini perlu diketahui oleh para praktisi marketing communication, karena disanalah konsumen akan berkumpul, berdiskusi dan berbagi tentang produk Anda.

Ada beberapa hal yang saya perkirakan akan naik daun dan eksis untuk tahun depan:


1. Blog

Blog akan masih menjadi primadona, seperti halnya tahun ini dimana tren blogging menggema dimana-mana, dan banyak perusahaan yang telah berusaha melakukan pendekatan kepada mereka. Tren blog masih akan menguat alasannya karena komunitas ini semakin erat, di berbagai daerah terdapat komunitas Blogger yang sangat aktif. Misalnya, Batagor di Bandung, Anging Mamiri di Makassar, Angkringan di Yogyakarta, Tugu Pahlawan di Surabaya, Wong Kito di Palembang dan masih banyak lagi.

Kedua eksistensi Pesta Blogger yang tahun ini akan memasuki tahun kedua , dan dilakukan dalam bentuk road show beberapa kota akan membuat komunitas ini semakin kuat.

2. Facebook
Ke depan Facebook akan berjaya mengalahkan Friendster. Mungkin saat ini masih banyak yang enggan bermigrasi dari Friendster ke Facebook, tapi dalam beberapa bulan ke depan akan semakin banyak orang yang akan beralih ke Facebook. Karena Facebook menyediakan fitur-fitur yang jauh lebih menarik dibandingkan Friendster.

Facebook sepertinya berusaha menjadi tempat yang mengakomodasi segala keinginan, mau menulis blog, chatting, main games, mengirim undangan, bahkan samapi kampanye sosial bisa dilakukan di Facebook. Inilah yang menyebabkan perkembangan Facebook begitu cepat.

3. Plurk
Plurk adalah sejenis twitter. Tepat dimana Anda dapat melakukan microblogging. Jadi disini Anda bisa posting maksimal 140 karakter yang ibarat ber-sms ria, tapi bisa dibaca oleh semua orang, dan bisa berdiskusi di sini.
Anehnya, tidak seperti Twitter yang disambut adem ayem saja, Plurk disambut dengan lebih baik oleh konsumen Indonesia. Walaupun saat ini di Indonesia juga baru menjadi tren di kalangan early adopter, tapi saya yakin ke depan akan mewabah di Indonesia.

Apa yang membedakan Plurk dibanding Twitter, adalah sistem Karma yang membuat konsumen berlomba meraih karma setinggi-tingginya. Bayangkan orang Indonesia, yang selalu tidak mau kalah dengan temannya, maka berusaha gimana caranya karmanya makin tinggi.

Kedua, microblogging itu lebih mudah. Anda tak perlu menulis panjang-panjang. Cukup menulis singkat saja, maka akan langsung penuh dengan komentar. Ingat tabiat orang Indonesia yang gemar ngobrol dan ngumpul-ngumpul. Sejauh ini yang saya tahu Kecap Bango telah memanfaatkanPlurk untuk berinteraksi dengan konsumen. Di Plurk Anda silahkan mencari nickname Bango Mania.

Kira-kira begitu perkiraan mengenai tren ke depan. Ada lagi yang belum tercantum, dan mungkin akan menjadi tren besar di tahun depan?


Jakarta, 230908
Pada Suatu Pagi...

Thursday, September 18, 2008

Pergeseran dari Media Relation Menjadi Talker Relation

Dahulu orang-orang PR dan Marketing Communication, sangat getol untuk berbaik hati dengan para jurnalis. Karena merekalah satu-satunya corong yang akan mampu mengabarkan berita tentang merek dengan sangat masif.

Lalu dengan adanya internet apakah jurnalis hanya satu-satunya? Tentu saja tidak. Konsumen itu tidak lagi mencari referensi dari media konvensional. Suara konsumen pun akan menggema lebih kencang dari sebelumnya.

Adanya mailing list, blog, Plurk, social networking dan yang lainnya menyebabkan konsumen punya banyak tempat untuk berinteraksi, berbagi dan bersuara. Dan celakanya suara mereka akan semakin keras menggema kemana-mana, karena bantuan teknologi ini.

Lalu apa yang terjadi? Para praktisi PR dan Marketing Communication, tidak hanya cukup berbaik ria pada para jurnalis. Anda juga harus pinter-pinter mendekati para Talker atau orang-orang yang mempunyai pengaruh di lingkungan sosial. Karena mereka ini punya suara yang sangat berpengaruh.

Dan ingat bahwa para talker itu juga konsumen, jadi ini adalah perbincangan dan komunikasi antarkonsumen. Dan untuk mendekati para talker memang membutuhkan pendekatan yang berbeda. Mereka membutuhkan pendekatan personal, hal-hal kecil dan perhatian akan efektif untuk mendekati mereka, dan mereka akan dengan senang hati merekomendasikan produk Anda.


Jakarta, 180908
Menanti Oh Menanti...

Wednesday, September 17, 2008

Twilight: Kisah Percintaan Remaja yang Tak Biasa

Pertama kali tahu buku karya Stephenie Meyer ini justru karena pemberitaan bahwa buku ini sukses melalui kampanye pemasaran melalui dunia online. Sang penulis, benar-benar menggarap dan memelihara para penggemarnya di dunia online. Ia menjawab satu per satu e-mail yang masuk, dan menanggapi secara serius website para penggemar bukunya yang berdikusi melalui internet.

Bukunya sebenarnya sederhana tentang percintaan kisah anak remaja SMA. Namun yang menjadi menarik adalah Sang Pria ternyata seorang Vampir. Aku berpikir jalan cerita akan berjalan standar dan mudah ditebak.

Ternyata dugaan itu salah, maka tak mengherankan bila buku ini mencuri hati para pembacanya. Buat yang suka dengan cerita-cerita cinta, mungkin buku ini sangat pas. Buat yang suka dengan sebuah kisah yang tidak biasa juga harus membaca buku ini. Karena ada sebuah nuansa baru yang ditawarkan, yang tidak biasa dalam sebuah novel percintaan populer...

Jakarta, 170908
Menunggu Saat Berbuka...

Monday, September 08, 2008

Blakanis: Tentang Kejujuran yang Langka

Arswendo setelah sekian lama, kembali dengan novelnya "Blakanis". Masih dengan gaya menulis yang sederhana, namun mengena. Blakanis bercerita tentang Ki Blaka, dan sebuah gerakan yang dimulainya untuk berani berkata dan berbuat jujur.

Dari sebuah kerumunan kecil, perkumpulan ini menjadi sangat besar. Ada mantan pejabat yang kemudian mengaku korupsi, ada anak-anak sekolah yang berhenti menyontek dan lain lain.

Ki Blaka sendiri tidak menginginkan dirinya, dan apa yang dilakukannya menjadi sebuah kultus, aliran kepercayaan atau apapun. Ini sepertinya merupakan sebuah sindiran lain dari Arswendo tentang bangsa ini yang sangat mudah untuk mengkultuskan sesuatu.

Arswendo benar-benar membawa cerita ini dalam konteks Indonesia yang sangat kental, dengan berbagai macam problemanya, bukan hanya menyangkut soal kejujuran, tapi tata sosial masyarakat Indonesia yang disentil dengan sangat halus, bahkan mungkin tak terasa bila Anda bebal.

Novel ini uniknya menceritakan satu cerita yang sama dengan dua sudut pandang yang berbeda. Satu sudut pandang pria, dengan gaya bercerita yang tegas, lebih melihat dari sisi intrik, dan politis. Satu sisi lagi dari sisi wanita, yang lebih personal, hal-hal yang sangat humanis, kadang remeh-temeh tapi menyentil.

Dua sudut pandang ini saling melengkapi, agar kita mendapatkan satu kesatuan cerita utuh dalam memandang Ki Blaka, dan Blakanis. Sebuah buku yang wajib dibaca untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik....

Jakarta, 080908
Setelah Berbuka...

Wednesday, September 03, 2008

Enrique's Journey, Perjalanan Dramatis Menemui Ibu


Buku karya Sonia Nazario ini, bercerita tentang perjalanan Enrique seorang remaja dari Honduras yang pantang menyerah menemui ibunya yang bekerja sebagai imigran gelap di Amerika Serikat.

Perjalanan yang harus ditempuh sangat mengerikan dan dramatis. Dia harus menghadapi kekerasan dari para preman, pemerasan dari polisi perbatasan yang korup, dan kemungkinan celaka lalu mati akibat jatuh dari atap kereta.

Kisah ini diceritakan oleh Sonia berdasarkan kisah nyata, ribuan anak-anak dari negara-negara Amerika Selatan, seperti Honduras dan Guatemala yang nekad menuju ke Amerika Serikat, demi bertemu dengan ibunya yang telah lama tidak bertemu. Mereka bahkan tidak bertemu dengan ibunya hingga belasan tahun.

Kemiskinan, adalah jawaban dari pertanyaan mengapa anak-anak itu rela menuju Amerika, seperti halnya para ibu dari negeri Amerika Tengah rela meninggalkan negaranya. Los Angeles yang gemerlapan sepertinya menawarkan mimpi yang tidak dapat ditolak oleh mereka yang hidup dalam keadaan yang sangat minim sarana dan prasana.
Ini sama halnya dengan urbanisasi masyarakat pedesaan yang tergiur dengan kehidupan Jakarta yang gemerlap, dan dianggap bisa menawarkan kehidupan yang lebih baik.

Kisah Enrique seperti sebuah cerita telenovela, dramatis, menyedihkan, dan permasalahan yang tak berujung. Pertemuan dengan ibunya di Amerika Serikat bukan berarti akhir yang bahagia, ada dendam masa lalu dimana ia merasa ditinggalkan oleh ibunya. Sementara Sang Ibu merasa ini adalah bagian dari pengorbanannya demi kehidupan anak-anaknya yang lebih baik.

Epik tentang lingkaran kemiskinan yang tak berujung...



Jakarta, 030908
Menanti Saat Berbuka..