Wednesday, January 21, 2009

Arogansi Itu Membunuhku.....

Yayayaya, terkadang kita menjadi terlalu sensitif untuk beberapa hal. Kalo dilihat lagi mungkin dahulu gak gitu deh? Pernyataan yang sama tak akan memberikan efek apapun... Tapi kenapa sekarang berbeda ya?

Jangan-jangan aku sekarang merasa sok pinter, sok bisa, sok paling ngerti, sok eksiss dan berbagai dugaan perasaan sok lainnya. Padahal baru saja aku tulis di resolusi 2009, untuk tidak menjadi DUMEH bin arogan. Hmmm ternyata ketika menjalaninya kok yah susah yahhh.

Semakin naik dikit ajahhhh kok udah berasa besar kepala. Yo wis lah Kangmas sekarang saatnya untuk lebih mawas diri. Karena orang-orang yang hebat setahuku adalah orang-orang yang low profile.

Dan aku kok merasa nyaman dengan orang-orang seperti ini. Kalau aku merasa nyaman dengan orang-orang yang seperti itu sudah selayaknya aku berperilaku yang sama, bukankah begitu???

Jakarta, 210109
Mirroring Myself

Sunday, January 18, 2009

Republik Petruk: Persembahan Proyek Idealis Teater Koma

Hari jumat kemarin, untuk pertama kalinya nonton teater. Suatu ketika, liat selebaran di FX Plaza ada pertunjukan teater dari Teater Koma. Akhirnya nonton juga deh pertunjukkannya.

Sebagai pengalaman pertama nonton teater,ini sebuah pengalaman yang mengasyikkan. Teater Koma mempersembahkan Republik Petruk... Sebuah karya idealis yang membuat aku berdecak kagum, karena mereka mampu menyajikan sebuah karya yang berisi, sarat dengan pesan dan kritik sosial.

Namun dengan kemasan yang sangat pop. Bayangkan sajah, para Personil Pandawa yang diadaptasi dari cerita pewayangan berkostum ala komik-komik Jepang. Lalu mereka menggunakan dialog ala ABG saat ini.

Sungguh kerja yang luarrr biasa, aku yang hanya membayar Rp. 30.000,00 untuk sebuah tiket masuk merasa sangat bersalah. Karena apa yang mereka persembahkan sesungguhnya patut dihargai lebih. Apalagi setelah mendengar cerita dari seorang teman, bahwa para pemainnya hanya mendapatkan Rp. 1.000.000 untuk pertunjukan selama 2 minggu, dan berlatih selama 3 bulan sebelumnya.

Hmmm, salut untuk semangat mereka mempertahankan teater tanah air, memberikan hiburan yang bermutu dan mengikuti jaman. Buat yang belum nonton, segera datang ke TIM. Percayalah Anda gak akan merugi mengeluarkan sejumlah uang.

Tuesday, January 06, 2009

The Inheritance of Loss


Buku ini memenangkan Man Bookerprize tahun 2007. Buku karangan Kirani Desai ini diterjemahkan dengan judul "Senja di Himalaya". Sangat disayangkan, karena judul aslinya yang sangat "sakral" dan mewakili isi keseluruhan dan roh novel ini jadi hilang dan hambar.

Novel ini memang bercerita tentang kehilangan. Para tokoh utama novel ini, adalah pribadi-pribadi yang kehilangan, dan sedang melakukan pencarian. Ini adalah novel yang akan mengantarkan kepada Anda sebuah aliran pemikiran yang disebut sebagai Pos Kolonial. Tentang negara-negara dunia ketiga, yang mewarisi sebuah masalah sebagai akibat dari kolonialisme Eropa.

Novel yang sangat membosankan di awal karena terlalu datar dalam bertutur. Namun bila Anda mampu bertahan, maka akan menemukan keindahan serta sisi tragis dari kehidupan masyarakat di negeri jajahan.

Yang mengais-ngais dan terseok-seok meraba identitasnya yang absurd..... Desai dengan sangat cantik bisa menuturkan perasaan para tokohnya ini dengan penuh detil. Membuat kita terlarut di dalamnya. Ditambah lagi dengan sebuah akhir yang tragis, novel ini akan selalu terngiang bahkan saat Anda telah selesai membacanya...

Sunday, January 04, 2009

Mau Apa di 2009?

Tahun 2009, sekali lagi tahun bau kusambut dengan harap-harap cemas. Hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Entahlah setiap pergantian tahun kok rasanya ada sesuatu yang bikin deg-degan. Karena tahun baru, berarti sebuah perenungan atas apa yang telah dicapai sebelumnya, lalu menyusun rencana-rencana baru untuk satu tahun ke depan?

Mungkin beberapa orang bertanya, tak bisakah hidup mengalir begitu saja? Buat aku jawabannya jelas TIDAK!!!! Justru kegairahan untuk menyusun rencana dan merajut mimpi adalah sisi terindah dari hidup. Lalu mengapa itu harus dieliminasi??? Yayaya tapi tetap saja setiap target dan rencana membutuhkan kerja keras, dan juga perjuangan. Dan tak luput adalah kekecewaan kalo sesuatu berjalan tak sesuai harapan.

Lalu apa sebenarnya yang aku harapkan di tahun 2009 ini? Pertama, aku berharap tahun ini menjadi tahun melanglang buana. Terinspirasi oleh teman-teman lain yang telah melanglang buana ke berbagai tempat baik di dalam atau luar negeri. Aku ingin tahun ini berkesempatan menjelajah daerah-daerah baru. Belajar dari kearifan lokal masyarakat setempat untuk memperkaya batin dan wawasan.

Aku bermimpi ke negeri-negeri eksotis dan juga daerah-daerah nun jauh di Indonesia yang selama ini hanya bisa kubaca dari buku atau menonton di televisi. Aku ingin merasakannya secara langsung, melihat, mengamati dan berinteraksi...

Kedua, tahun ini aku berharap dapat melanjutkan sekolah ke Inggris seperti yang telah kubayangkan sejak aku masih kuliah di HI UNPAD. Kota Leeds yang tenang...., padang rumput yang hijau..., selalu membayangiku. Saat ini aku telah separuh perjalanan menuju kesana, kuharap 2009 akan menjadi jawaban atas semua impianku.

Ketiga, aku juga memngharapkan sesuatu yang lebih baik dalam hal keuangan. Biar hidup makin hidup hehehe. Bisa beli ini itu, menabung lebih banyakkkk, dan investasi yang cukup buat hari tua....

Keempat, ummmm semoga menemukan seseorang yang pas di hati. Kadang capek juga menyendiri, apalagi mengingat kisah pahit yang pernah dialami. Tapi ya sudahlah biarkan yang lalu hanya menjadi bagian dari sejarah. Karena saat ini aku sedang bergumul dan berjuang untuk masa depan.

Kelima, aku berharap mampu melampaui kesuksesan tahun lalu dalam berbagai kompetisi. Apabila tahun lalu hanya sebagai finalis, maka aku berharap tahun ini jadi pemenang. Buka mata, buka telinga dan berjanji untuk tidak akan ragu mencoba berbagai kompetisi. Menang kalah bukan persoalan, tapi pengalaman dan networking yang didapat akan meningkatkan daya tawar.

Keenam, selalu memberikan yang terbaik dan kontribusi maksimal ke perusahaan dan klien. Aku berharap apa yang aku lakukan memang memberikan nilai tambah. Aku berharap menjadi bagian dari sebuah solusi. Dengan begitu maka kehadiranku akan semakin dilihat dan dianggap penting, dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai aku sendiri. Ya intinya adalah persoalan personal branding juga.

Ketujuh, membaca lebih banyak buku untuk menambah pengetahuan. Semoga juga lebih seimbang antara buku-buku sastra dan buku-buku yang menunjang ke pekerjaan. Soalnya kadang aku lebih banyak membaca novel dibandingkan buku-buku yang berhubungan dengan kerjaan. Padahal keduanya sama pentingnya lho...

Kedelapan, lebih berani menerima tantangan-tantangan baru. Pokoknya coba ajahhh, belajar menjadi orang yang lebih terbuka. Karena hari gene gak berani terima tantangan sama ajah bunuh diri. Karena dunia berubah sangat cepat, dan orang lain juga terus berlari mengejar perubahan....

Kesembilan, ini yang paling mendasar. Seandainya apa yang aku inginkan tercapai, semoga Tuhan tetap mengijinkan aku menjadi manusia yang rendah hati. Tahu dari mana berasal, tidak lupa sama teman, keluarga, dan orang-orang yang selama ini telah membantu. Karena kesuksesan itu memabukkan, dan kadang manusia suka lupa diri. Makanya sebelum itu terjadi aku berusaha untuk selalu mengingatkan diri sendiri AJA DUMEH begitu pepatah orang Jawa....