Sunday, July 24, 2005

Cerminan Kita Lewat Reality Show

Saat menonton banyak reality show di negeri ini, kadang merasa miris, karena satu benang merah yang menghubungkan semuanya. Sang Pemenang lebih sebagai cerminan dari nasib baik. Tapi yang sangat kentara adalah “Penghuni Terakhir”.
Aku tak habis pikir, apakah ini memang cerminan bangsaku? Karena semua tontonan ini jelas tak mendidik. Memberikan harapan kosong, bahwa hanya keberuntunganlah yang akan membawa kita pada gerbang kesuksesan.
Itulah yang kemudian mendorong banyak orang memilih jalan pintas, datang ke dukun, ikutan arisan berantai yang ternyata berujung penipuan, dan hal lain yang pada intinya sedikit usaha tapi menghasilkan banyak (dalam harapan).
Orang tak punya pemikiran bahwa nasib baik, hanya akan tiba bila kita mau berusaha keras untuk menemukannya. Kesuksesan bukanlah datang dengan tiba-tiba. Kesuksesan haruslah diperjuangkan.
Inilah yang membedakannya dengan reality show Amerika, coba lihat saja “Survivor”, atau “The Apprentice”. Jikalau ingin membandingkan dengan yang juga melibatkan pemirsa, intiplah “American Idol”, kandidat yang tereliminasi memang yang terburuk. Karena sms dan telepon baru dibuka setelah acara selesai, dan satu nomor hanya bisa menghubungi sekali. Berbeda dengan di negeri ini, siapa yang mempunyai banyak masa maka ia yang menang, tanpa perlu melirik kualitas....
Lalu kapan bangsa ini akan dewasa? Kalo masih seperti ini jangan bermimpi akan mengalahkan ameriak? Dan jangan pula menangis bila kita akan selalu tertindas....


Yogyakarta, 230705

No comments: