Monday, July 03, 2006

Ketika Saatnya Berkompromi…

Yayaya, terkadang kita tidak bisa merangkul banyak hal sekaligus. Hidup itu harus memilih. Dan akhirnya aku memilih untuk sedikit mengorbankan idealisme dan obsesiku akan kesempurnaan, untuk sesuatu yang lebih berharga.

Ceritanya, beberapa bulan yang lalu, saat aku menginjakkan kaki ke MM UGM aku bermimpi membuat thesis tentang City Branding Yogyakarta. Seiring waktu berjalan dan tiba saatnya mengerjakan thesis. Aku dihadapkan pada kenyataan bahwa tema itu masih sangat jarang diteliti. Konsekuensinya waktu penelitian akan panjang, dan biaya yang dikeluarkan sangat mahal.

Di awal, aku berusaha meyakinkan dosenku, bahwa aku bisa dan mampu. Saat itu aku begitu yakin. Karena ada obsesi dalam diriku untuk membuat sesuatu yang tidak biasa-biasa saja.

Lalu perjalanan waktu, membawaku pada sebuah frustasi. Aku bimbingan ke dosen mungkin lima kali lebih sering dibanding yang lain, namun semuanya tetap mentah. Tak ada kemajuan sedikitpun. Ternyata menemukan landasan teori yang tepat bukanlah perkara yang mudah.

Di lain sisi, aku dihantui target kelulusan sebelum bulan November 2006, maklumlah aku ini bersekolah dengan beasiswa. Di tempat lain, Bapakku telah menantiku dengan penuh harapan untuk segera lulus. Aku sangat mengerti apa yang beliau rasakan, seorang diri membiayai dua orang anak yang kuliah, dengan gaji pegawai negeri rendahan bukanlah perkara mudah.

Aku pun ingin diwisuda di bulan Oktober tahun ini juga. Karena bulan itu adalah bulan spesial, bulan itulah ibuku dilahirkan. Walau beliau sekarang tak ada lagi. Walau beliau tak akan bisa mendampingiku saat wisuda, aku harap ini menjadi kado terindah buatnya. Aku memang belum pernah memberikan sesuatu padanya. Dan inilah saatnya, walau ia tak ada, tapi aku yakin ia selalu hadir di antara kami.

Dengan pemikiran itu akhirnya aku memutuskan, good bye thesis sempurna. Selamat tinggal idealisme, untuk sesaat. Aku memilih tema yang lebih mudah, agar aku bisa segera lulus.

Toh aku akan segera memasuki dunia industri. Dunia yang berparadigma jauh dari idealisme. Dalam industri, sesuatu yang terbaik itu sesuatu yang diputuskan dengan cepat, bukan yang paling sempurna. Karena menunggu sempurna, lalu terlambat, hanya akan dilibas oleh pesaing.

Dan aku yakin ini adalah yang terbaik untukku. Ada saatnya untuk berkompromi, ada saatnya kita harus meredam ego...


Yogyakarta, 290606

No comments: