Wednesday, February 08, 2006

Pageblug...

Saat teringat kata pageblug di tulisan sebelumnya, aku kok jadi teringat tentang pertanda peringatan akan datangnya krisis bangsa ini. Aku ingat sekali saat itu malam hari, terjadi gerhana bulan total. Langit menjadi gelap gulita. Dan beberapa orang membunyikan kentongan (klotekan namanya dalam tradisi Jawa).

Lalu kedua orang tuaku mulai mengkhawatirkan, jangan-jangan ini pertanda pageblug. Karena hal serupa juga terjadi sebelum meletusnya pemberontakan PKI tahun 1965 begitu katanya. Dan aku sangat yakin, saat itu belum ada gonjang-ganjing krisis ekonomi, ekonomi masih sangat baik. Soeharto juga masih aman di atas singgasananya.

Dan tak disangka, tak dinyana ternyata peringatan itu menjadi kenyataan. Mungkin Bapak dan almarhumah Ibu tak ingat lagi akan hal itu, saat pageblug benar-benar menjelang. Tapi dialog itu benar-benar masih terekam dalam ingatanku. Siapa pernah menyangka di kala itu, Indonesia yang tenang dan makmur akan diguncang krisis maha dahsyat, ekonomi morat-marit, bom di mana-mana, manusia yang dulu santun menjadi begitu beringasnya.

Lalu apa pelajaran yang bisa diambil??? Kadang alam telah memberi kita peringatan akan sesuatu yang akan terjadi. Namun manusia kadang tidak sensitif akan peringatan tersebut.

Kedua, harus diakui bahwa leluhur kita terkadang lebih bijak dibanding generasi muda. Pengetahuan yang diperoleh bapak dan Ibu tentang pertanda itu bukan dari buku teks atau pelajaran di bangku kuliah. Toh Bapak dan Ibuku tak pernah memakan bangku kuliahan. Tapi pelajaran itu turun-temurun dari nenek moyang.

Dan sayangnya banyak dari kita, yang pastinya tidak percaya, sebelum semuanya terjadi. Karena dipikir itu takayul dan klenik. Orang sudah jaman modern kok masih percaya kayak begituan!!! Itulah yang namanya kesombongan intelektual.

Ketiga, dalam tradisi ketimuran namanya keberuntungan dan bencana itu memang sudah digariskan. Dalam istilah Jawa, ya itu sudah pakemnya. Oleh karena itu seseorang tak akan bisa menghindarinya. Tapi mereka diharapkan lebih waspada dan sabar menghadapi keadaan, dan tetap berusaha hingga keadaan akhirnya membaik.

Namun sayang, falsafah ini akhirnya banyak disalahartikan dengan ya sudah terima saja keadaan, gak usah berbuat apa-apa,dan menanti keadaan akan membaik. Kalo yang tipe kayak gini sih, langit pun tak kan pernah membantu.

Yogyakarta, 080206

No comments: