Wednesday, February 08, 2006

Wong Jawa Ilang Jawane

Yayaya tiba-tiba aku jadi merasa sedih saja karena semakin menguatkan opini wong jawa ilang jawane (orang Jawa kehilangan kepribadian Jawanya). Kalo gak salah ini telah diramalkan oleh Ranggawarsita beberapa abad lalu. Mengingatkan betapa ternyata klenik memang bagian dari bangsa ini bukan??? So what gitu loh kalo gue percaya klenik???

Apa pasal kok aku merasa sedih??? Ceritanya ada seorang teman yang bernama Elizabeth Ireng Susan. Dan banyak dosen yang tertarik soal nama tengah Ireng. Marga manakah itu??? Semua dosen mengajukan pertanyaan yang sama. Dan jawabnya ternyata, itu adalah salah satu tokoh dalam pewayangan yaitu Rara Ireng. Dan ironisnya semua dosen gak tahu!!!

Ya bisa dimaklumi bila gak ngerti arti Ireng itu. Tapi pertanyaan bodoh, sapa itu Rara Ireng??? Masyaallah aku ini berada di Yogya bukankah??? Dan aku yakin betul dosen-dosen yang bertanya itu Jawa totok. Yang aku 90% yakin, seumur hidupnya berkutat di tanah Jawa, yang tentunya lekat dengan dunia pewayangan. Kok bisa-bisanya gak tahu.

Masak sih kalah sama Si Tuhu, yang lahir di Papua, lalu tinggal sebentar di Karanganyar, lalu berpindah lagi melanglang ke Bandung, sebelum berlabuh lagi di Yogya??? Karena kata temen-temenku aku tuh gak pantes jadi orang Jawa. Logatnya gaul abisss gitu loh. Tapi itu kan di luaran saja. Pelajaran pertama adalah don’t judge someone by its cover.

Mungkin pada penasaran emang aku tahu sapa Rara Ireng??? Yah... paling tidak aku kenal istilah ini. Ini adalah nama lain dari Srikandi, istri dari Arjuna. Dalam cerita Mahabarata versi Jawa (dalam beberapa hal berbeda dengan versi India), Srikandi kalo gak salah adik Krisna.

Dalam dunia pewayangan, Krisna dikenal sebagai Paman Jliteng (artinya hampir sama dengan Ireng, yaitu hitam legam). Untuk yang tidak terlalu familiar dengan dunia pewayangan memang agak sedikit ribet karena setiap tokoh mempunyai nama panggilan yang lebih dari satu. Bahkan ada beberapa tokoh yang mempunyai nama lebih dari tiga. Misalnya saja werkudara, bimasena dan beberapa nama lain itu mengacu pada tokoh yang sama.

Lalu benar dong ramalan dari Rangga Warsita, akan tiba suatu masa di mana Wong Jawa Ilang Jawane, dan saat itulah bumi Jawa mengalami pageblug (bencana berkepanjangan). Pelajaran kedua adalah, ketika kita berusaha menjadi orang lain, maka kita tak akan menjadi apa-apa selain kehancuran.....


Yogyakarta, 070206

No comments: