Thursday, May 04, 2006

Cross Cultural Communication That Matter

Beberapa hari yang lalu, terjadi lagi entah telah yang ke berapa kalinya. Aku tersandung persoalan yang sama. Masalahnya hanya pada kesalahpahaman yang diakibatkan cara berkomunikasi yang berbeda.

Dalam mata kuliah Global Marketing, aku belajar tentang dua macam budaya high context dan low context. Nah inilah yang menjadi permasalahan. Apa itu high dan low context??? High context itu lebih mengutamakan komunikasi verbal, ngomong tanpa tedeng aling-aling. Sementara low context itu kebalikannya, lebih banyak basa-basi, dan komunikasi lebih banyak diwakili oleh bahasa tubuh.

Permasalahannya adalah gaya komunikasiku lebih high context, sementara aku berada pada masyarakat yang sangat low context. Sebenarnya aku sudah sangat berusaha untuk berhati-hati dalam berkomunikasi, tapi ternyata kadang masih kejeglong juga.

Dari sini aku belajar ternyata memang komunikasi antarbudaya itu memang sangat sulit. Bayangkan ini saja baru sesama orang Indonesia. Bahkan sama-sama orang Jawa, cuman kata orang aku sudah tak lagi bergaya orang Jawa. Ya... harus diakui ada banyak karakterku yang dipengaruhi berbagai macam kebudayaan dan pemikiran dalam diriku.

Bayangkan bagaimana jika harus berkomunikasi dengan orang yang berlatar belakang berbeda sama sekali??? Apa yang akan terjadi, bila kita tidak memahami kalo perbedaan latar belakang ini akan membawa pada persepsi yang salah???

Aku pun yang telah mengerti dan paham, bahwa ada konteks yang berbeda pun terkadang masih saja terjerumus. Ehmmm bagaimana bila dua orang yang belum mengerti lalu bertemu???

Yahhh itulah pentingnya untuk belajar, dan belajar lagi... ketulusan untuk memahami orang lain, dan bergaul dengan orang yang berbeda latar belakang menjadi sangat penting. Agar kita menjadi orang yang lebih terbuka.

Orang yang terbuka akan lebih rendah hati, untuk belajar dari orang lain. Dan inilah yang akan menghantarkannya menuju kesuksesan. Dan semoga ini juga sekaligus mengingatkan diriku sendiri, common belajarlah untuk lebih mengerti konteks di mana sedang berada. It’s hard, but also challenging.


Yogyakarta, 040506

No comments: