Friday, October 06, 2006

Sejarah Dan Kekuasaan

Seorang teman di milis HI UNPAD 99, mengingatkan bawa hari ini adalah 30 September??? Tiga puluh September saat ini sepertinya tanpa makna, tapi coba bayangkan tanggal ini di era sebelum tahun 1998. Maka semua orang akan diingatkan dengan hari sacral tentang pengkhianatan PKI, dan film yang wajib ditonton adalalah “Pengkhianatan G30S/PKI. Film wajib tahunan yang berdarah-darah, dan menunjukkan betapa kejamnya PKI.

Aku masih mengingatnya saat pertama kali menonton fil itu, saat itu aku masih sangat kecil. Film itu sungguh memberi efek menakutkan. Aku sampe gak bisa tidur semalaman. Dan aku masih saja merasa perlu menontonnya beberapa tahun berikutnya. Untuk sekedar ikut mengutuk PKI, yang tampaknya sangat kejam (maklumlah saat itu aku masih begitu hijaunya).

Lalu kemana gema semua itu??? Tampaknya seperti lenyap ditelan bumi. Dan nampaknya sejarah bangsa ini sedang direvisi. Kok bisa??? Jelas bisa, karena telah terjadi pergantian penguasa, sehingga sejarah pun bisa diubah.

Masih ingat juga kan kontroversi buku pelajaran sejarah Jepang, yang diprotes oleh Korea Selatan dan China karena buku sejarah itu dianggap tidak obyektif dalam melihat sejarah agresi Jepang ke negara-negara Asia pada Perang Dunia II, yang menimbulkan luka yang sangat mendalam bagi kedua negara tersebut.

Pertanyaannya kemudian benarkah sejarah itu tunggal??? Benarkah sejarah itu obyektif??? Yaaa jelas gitu lohhh, sejarah itu sangat subyektif. Seperti judul tulisan ini, sejarah itu ditentukan oleh siapa yang berkuasa, dan yang menang.

Memang benar, sejarah itu untaian peristiwa. Tapi peristiwa itu kan harus diinterpretasi, untuk menentukan siapa yang dianggap pahlawan dan pecundang, dan ini sangat ditentukan oleh siapa pemenang dan penguasa saat itu.

Jadi aku hingga kini, masih berpegang pada pemikiran postmodernisme. Bahwa sejarah itu milik penguasa. Mereka yang menentukan jalannya sejarah. Bila penguasa berganti, sangat mungkin alur sejarah berganti. Lihat saja kasus 30 September...

Lalu gimana dengan pemikiran positivisme yang melihat sejarah itu linier dan obyektif, karena hanyalah rangkaian peristiwa bisu??? Nanya ke aku??? Hanya satu komentar ”ke laut aja” kikikik


Yogyakarta, 300906

No comments: