Wednesday, August 20, 2008

Bilangan Fu: Sebuah Lelaku Spiritual..

Pertama kali melihat buku karya Ayu Utami ini, hanya satu kata "Harus Beli". Kenapa? Sangat sederhana dan sentmentil, halaman sampulnya keren heheheh. Terus setelah dilihat ternyata yang menulis Ayu Utami, hmmm kayaknya makin yakin kalo bukunya ok. Plus baca sinopsis halaman belakang, sepertinya novel ini menawarkan sebuah cerita yang tidak biasa...

Lalu apa komentar setelah membaca. Saluttt untuk Ayu Utami, karena sangat jarang penulis di Indonesia yang mau menulis novel dengan sangat panjang, dan melakukan sebuah riset yang sangat panjang.

Novel ini mengangkat tiga tokoh utama Marja, seorang wanita tangguh. Yuda seorang pria yang selalu skeptis melihat kehidupan, dan kadang merendahkan orang lain. Dan Parang Jati, yang lahir dengan jari enam, dan diajarkan untuk punya kepekaan sosial yang tinggi.

Novel ini akan membawa kita pada relung yang paling dalam di benak para pemanjat gunung. Namun inti sebenarnya adalah sebuah proses untuk lebih mendalami spiritualisme yang lebih luas dibandingkan sekedar agama.

Ayu Utami sebagai seseorang yang bergaya posmodernisme, berusaha mengulik lagi dan mempertanyakan tentang modernisme dan monoteisme. Ayu melakukan pembelaan pada tradisi-tradisi kuno semisal sesajen dan sinkretisme antara kebudayaan islam dan praislam di Jawa.

Ayu sebagai anak dari posmodernisme, berusaha bersimpati dengan dunia klenik, dan mencari jawaban rasional ala generasi masa kini. Untuk memberikan penjelasan mengenai tradisi, dan cara berpikir generasi masa lalu.

Novel ini, masih juga mengangkat tema-tema feminisme yang pekat, namun dengan bahasa yang lebih halus dan anggun. Tidak lagi meledak-ledak dan memberontak seperti yang dipertontonkannya di novel sebelumnya, Saman dan Larung.

Novel ini adalah sebuah oase untuk pecinta sastra anak negeri. Karena beberapa waktu belakangan ini, aku sepertinya tidak menemukan sebuah karya sastra dalam negeri yang digarap dengan serius. Karena saat ini tren sedang bergerak ke arah novel-novel pop yang ringan.

Tak ada yang salah dengan genre ini, karena memang pasar lebih menyukai karya-karya seperti ini. Seperti halnya, konsumen lebih suka sinetron lebai, atau film-film hantu yang tak mendidik. Sisi positif dari kehadiran jajaran novel pop ini adalah, semakin banyak generasi muda yang suka membaca. Karena selama ini orang Indonesia dikenal dengan minat baca yang sangat rendah.

Sekali lagi, Bilangan Fu adalah sebuah novel yang wajib dibaca. Karena novel ini merupakan nukilan potret negeri saat ini. Novel ini mengajarkan kita untuk lebih toleran, dan belajar melihat sesuatu dari kacamata orang lain...


Jakarta, 200808
Sebuah Pertanyaan untuk Toleransi?

1 comment:

Unknown said...

Sebuah lelaku spiritual "memang" kita sebagai orang jawa atau boleh juga dibilang orang Indonesia pada umumnya, suka melakukan lelaku spiritual dimaksud. Untuk apa kiranya?? Macam-macam tujuan mereka melakukannya. Untuk tambah rejeki?? klik BikinDuit@yahoo.Com atau moh.sofwan@yahoo.com