Thursday, December 15, 2005

Bergulat Dengan Ketakutan

Pernahkah merasa ketakutan? Bagaimana seandainya itu benar-benar terjadi??? Sebuah mimpi buruk yang menyedihkan. Itulah pertanyaan yang menghantui belakangan ini. Yang membuatnya menjadi berat dan menakutkan, karena ini melibatkan banyak orang. Bila kegagalan hanya melibatkan diri sendiri aku tak pernah perduli, toh kegagalan adalah sahabat sejatiku. Dan aku tak pernah takut akan itu.

Namun bisakah membayangkan, bila kegagalan itu akan mengecewakan orang lain, terutama orang tua??? Oh tidakkkk, sama sekali aku tak bisa membayangkannya. Apalagi sih yang bisa aku lakukan selain membuat mereka tak kecewa. Apalah bakti yang bisa dilakukan seorang anak, selain memenuhi harapan beliau???

Kadang mungkin aku bisa terima, tapi bagaimana dengan orang lain??? Apa kabar dengan bapak yang memberikan harapan yang begitu tinggi??? Tegakah aku menghancurkan mimpinya???

Sebenarnya bapakku pun tak menuntut banyak, tapi secara moral aku merasa mempunyai tanggung jawab besar untuk mewujudkannya. Karena hanya itulah yang bisa diwujudkan sebagai tanda baktiku.

Apalagi saat ini Ibu telah tiada, bahkan ia belum sempat menikmati apa yang ia harapkan. Seandainya saat itu pun tiba, dia tak pernah akan menikmatinya. Dan pertanyaan itu semakin mengejar-ngejar dalam diriku.

Namun masih ada waktu untuk mempersiapkan semuanya, dan aku akan berusaha mewujudkan apa yang mereka harapkan. Seharusnya rasa takut itu kuolah menjadi energi maha dahsyat mewujudkan segala impian itu.....

Ibu aku berjanji atas namamu, yang saat ini entah berada dimana. Atau kau mungkin ada disampingku??? Aku akan mewujudkan impianmu, menjadi orang sukses. Yang kumiliki sekarang hanyalah Bapak, semoga ia masih sempat menikmati apa yang kudapat nanti. Oh Tuhan... tolonglah jangan mengambilnya secepat Kau memanggil Ibu, karena Bapak dan Ibu adalah obor dalam hidupku.

Merekalah yang membuatku selalu pantang menyerah, demi merekalah semua hal yang telah kudapatkan, dan akan kuperolah nantinya kupersembahkan Berikanlah kesempatan bagi Bapak untuk menikmati apa yang bisa kuberikan. Berilah aku kesempatan untuk mempunyai arti sebagai seorang anak.

Yogya, 151205

No comments: