Wednesday, December 21, 2005

Feminisme Manja, dan Gerakan Emansipasi Pria!!!

Sebenarnya pemikiran ini sudah lama menganggu, tapi mernjadi begitu bersemangat untuk menuliskannya karena beberapa kali melihat iklan Garda Oto. Dan aha.... inilah feminisme sejati, yang tidak cengeng dan mau enaknya sendiri.

Mungkin ada yang belum tahu iklan Garda Oto. Ceritanya, sepasang kekasih mobilnya mogok, lalu Sang Lelaki menelpon Garda Oto yang segera mengirimkan orangnya untuk mengganti ban yang gembosss. Tapi Si Pria berpura-pura dihadapan pacarnya kalo dia yang memperbaiki.

Tapi mungkin jarang yang memperhatikan, kalo diakhir iklan terlihat yang sedang menyetir itu wanitanya. Masak sih??? Iya saja..., soalnya yang laki duduk di bangku sebelah kiri. Kalo gak percaya coba perhatikan lebih detil.

Kalo melihat iklan itu, perubahan sosial masyarakat Indonesia menuju lebih fair. Karena menunjukkan, tak jadi masalah ceweknya yang nyetir, so what gitu loh???

Soalnya selama ini kan wanita menuntut persamaan. Katanya wanita dan pria itu punya hak yang sama. Mereka gak mau kalo dianggap kelas dua. Tapi kalo urusan yang enak-enak, mereka ngakunya “gue kan cewek...”

Misal saja urusan setir-menyetir katanya harus pria yang nyetir, “Aku kan wanita nanti gampang capek”, kemana-mana harus dianterin, katanya “Aku kan wanita takut kalo jalan sendiri”, apa-apa pun merasa harus ldidahulukan hanya karena wanita.

Kalo memang ngaku feminis, ya ndak perlu lagi kayak beginian. Bukannya ini justru menunjukkan wanita itu memang lemah, jadi selalu butuh bantuan lelaki. Bukankah itu justru menodai konsep feminisme yang sedang diperjuangkan???

Atau jangan-jangan masyarakat kita memang ingin mencari jalan tengah seperti biasa, ya feminis ya enggak. Jadi diambil enaknya aja dari keduanya. Makanya aku jadi kepikiran menamakannya feminisme manja ala Indonesia.

Pemikiran ini mulai menganggu, sejak kuliah S1, saat itu aku punya seorang teman yang ngakunya feminis sejati. Ampe skripsinya pun dengan penuh semangat mengangkat tema feminisme. Harus diakui dia memang pintar dan hebat, lawan debat yang tangguh deh.

Tapi yaitu tadi..., ngaku feminis tapi ke kamar mandi pun mesti diantar, takut katanya. My God... what kind of feminism is it??? Dan kalo dikejar soal itu, dia lalu berlindung pada kalimat sakti “Aku kan cewek,” lho kok????

Sekali lagi, kehadiran Garda Oto kayaknya memberikan angin segar dan pemikiran baru, atau memang cerminan masyarakat yang telah berubah??? Bahwa feminisme mengandung banyak konsekuensi, yang terkadang harus melepaskan beberapa hal yang mungkin trerlanjur nyaman bagi para wanita.

Yogyakarta, 211205

No comments: