Monday, February 25, 2008

Belajar Sejarah dari Dekat...


Kemarin aku ikut ke acara "Jelajah Kota Tua, Cap Go Meh in China Town". Acara ini diadakan oleh Komunitas Jelajah Budaya. Wowww acaranya sangat luarrr biasa. Karena aku memang sangat senang belajar sejarah.

Aku berkeliling ke berbagai tempat di daerah Kota Toea, yang merupakan pemukiman komunitas Cina, dan juga ke beberapa kuil mereka. Aku juga dapat sarapan pagi Roti Buaya, dan makan siang Gado-Gado Direksi yang sangat yummy.

Ternyata eh ternyata peminat acara ini sangat banyak, dari anak muda, orang tua plus anak-anaknya. Terus sapa bilang orang Indonesia tidak tertarik dengan sejarah, dan museum??? Mungkin selama ini mereka tidak tahu dengan siapa mereka harus pergi. Karena ke museum dan tempat bersejarah, tanpa pemandu yang benar-benar paham akan hal ini, tentunya sangatlah hambarrr.

Beruntung sekali aku bisa ikut gabung ke acara ini, karena hanya dengan membayar Rp. 50,000, aku telah mendapatkan begitu banyak informasi dan pengetahuan baru. Yayaya, aku sangat kagum dengan penggagas kegiatan ini. Mereka bukan hanya meneriakkan keprihatinan, tetapi membuat sebuah langkah kecil yang mempunyai pengaruh yang luarrr biasa besarrr.

Jakarta, 250208
Jam Kantor Telah Usai...

Friday, February 22, 2008

Marx, Critical Theory, dan Blogger???


Lalu pertanyaan semua orang adalah, apa hubungannya??? Jadi gini ceritanya, Marx itu menulis tentang keterasingan manusia, akibat kapitalisme. Karena pada saat itu kapitalisme benar-benar memeras tenaga para buruh dengan upah murah, dan jam kerja yang tak terbatas. Makanya Marx menyebutnya sebagai keterasingan manusia, akibat pekerjaan yang memperlakukannya sebagai mesin produksi. Para pekerja yang terasing ini disebut sebagai kelompok yang termarjinalkan oleh sistem kapitalisme.

Kemudian muncullah turunan dari pemikiran Marx, yang dikenal sebagai Critical Theory. Tidak sekeras Marx dalam melihat kapitalisme, tapi masih menyadarkan diri pada pemikiran tersebut. Critical Theory melihat banyaknya kelompok-kelompok yang termarjinalisasi, bukan hanya secara ekonomi, tapi bisa juga secara sosial, budaya, dan lain lain. Inilah yang membedakan dengan Marx, yang hanya berbicara pada aspek ekonomi. Oleh karena itu kita perlu melakukan pemberdayaan kaum yang termarjinalkan ini, begitu menurut Critical Theory.

Lalu bagaimana kaitannya dengan Blogger??? Inilah menariknya, ketika aku diminta untuk mengkonsep acara tentang para blogger untuk peluncuran All New Corolla Altis, aku terinspirasi dengan pemikiran Critical Theory. Jadi sudut pandang yang diambil adalah tentang pengakuan, sesuatu yang sifatnya partisipatif.

Karena selama ini mereka masih dianggap minoritas, kaum yang jarang dilirik oleh kaum mainstream. Kaum mainstream itu misalnya media konvensional yang ada saat ini (misal tv, radio, majalah, koran dll. Padahal para blogger, adalah kalangan yang potensial untuk jadi mesin PR.

Mereka yang berpengaruh di blog, biasanya punya penggemar loyal. Dan tulisannya akan dibaca oleh para penggemarnya. Bedakan dengan media konvensional, betulkah semua kolom di koran dibaca? Apakah semua acara ditonton? Dan hebatnya lagi tulisan di blog bisa memasang link satu sama lain, dan juga mereka akan memasang link ke website Toyota.

Maka jadilah sesuatu yang menggemparkan dunia blogger bahkan sebelum acara, karena pendekatan partisipatif, Anda bisa baca ditulisan Ndoro Kakung, Pak Dewo, Pak Roni, dan Mas Andri.

Dan acaranya alhamdulilah berjalan lancar, dan menuai buzz yang sangat besar gaungnya, lebih dari yang diduga. Akhirnya apa yang aku impikan sebagian tercapai. Aku pengin menggabungkan dunia ide dan filosofis yang rumit dan mengawang, dengan dunia praktis. Selama ini sepertinya dua dunia ini, terdapat jurang yang begitu lebar...

Semoga ini adalah awal yang baik untuk sebuah kesuksesan berikutnya.


Jakarta 220208
Siang yang Cerah,,,

Thursday, February 14, 2008

Sebuah Oase di Tengah Gemuruh Modernisme...

Tadi pagi seorang teman memberikan info yang menarik, situs ki-demang. Situs ini sangat lengkap membahas serba-serbi tentang kebudayaan Jawa, termasuk penganggalan, resep masakan, dan juga Tembang Macapat.

Wahhhh senangnya..., karena selama ini aku pengin banget belajar lebih banyak tentang tembang Macapat. Karena semakin sedikit orang yang bisa menyanyikannya, dan dokumentasi tentang hal ini juga sangat jarang.

Yayaya, aku sangat salut dengan orang yang membangun situs ini. Karena idenya pasti sangat jarang dipikirkan oleh orang lain. Semoga ke depan situs ini makin bagus, dan pengunjungnya semakin banyak.

Karena dengan adanya situs ini, paling tidak generasi muda bisa belajar mengenai budayanya sendiri. Dan orang lain yang ingin belajar tentang kebudayaan Jawa juga akan lebih mudah. Mengingat sifat internet yang tak terbatas oleh waktu, dan geografis...


Jakarta, 140208
Menuju Sore

Wednesday, February 13, 2008

Demam Cinta Laura Makin Membara....

"udah ujan,becek,gak ada ojek...." , aku yakin pasti Anda pernah dengar kata-kata ini. Yayaya, itu adalah salah satu kosa kata yang dipopulerkan Si Cinta Laura. Menarik untuk disimak, bukan dari gaya bahasanya yang agak kebule-bulean. Tapi siapa dibalik Si Cinta Laura, yang berhasil menciptakan citra tersebut. Sehingga nama Cinta Laura melesat tajam, dan menjadi pembicaraan dimana-mana.

Bayangkan kutipan kata-kata Cinta Laura itu, masuk ke e-mailku lebih dari 3 kali, dikirim atau di forward oleh banyak orang. Belum lagi pembicaraan di kantor, di seputaran teman-teman gaul, bahkan terakhir aku lihat di status gtalk seorang teman. Wowww luarrr biasa, betapa Cinta Laura dibenci, tapi sekaligus dicinta (tanpa sadar) oleh banyak orang.

Ini menunjukkan beberapa hal menurutku. Pertama, para manajer artis Indonesia makin profesional mengelola "barang dagangannya". Mereka mulai sadar perlunya personal brand dari seorang public figure. Karena di tengah persaingan dunia artis yang sangat ketat, begitu banyak sinetron, begitu banyak wajah baru. Si pendatang baru yang pengin eksis, harus punya sesuatu yang beda. Sesuatu yang layak untuk diperbincangkan.

Kedua, sepertinya dalam memasarkan Cinta Laura, timnya telah melakukan integrated marketing communication. Mereka menciptakan kalimat-kalimat yang aneh, yang terkesan lucu, bodoh, namun menghibur. Misalnya coba lihat kutipan di atas, kutipan itu mempunyai akhiran huruf yang sama hampir di semua kata. Dan ini menurut aku bukan kebetulan belaka.

Ketiga, yang perlu dicermati adalah, internet menjadi alat komunikasi yang luarrr biasa untuk menyebarkan citra tersebut. Bayangkan orang-orang profesional yang tidak sempat nonton infotainment pun, jadi tahu soal Cinta Laura. Dari mana??? Ya dari milis, dan tren yang terpasang di status Mesessenger. Karena orang Indonesia itu terlalu aktip dan ekspresip, jadi statusnya selalu sangat update.

Pilihan Cinta Laura yang bergaya genit dengan gaya agak bule, sangat pas untuk unique selling point (USP) dia, agar segera menarik perhatian publik. Karena apa???

Pertama, dia memang keturunan bule, yang merupakan standar tidak tertulis kalo Anda ingin jadi artis di Indonesia saat ini. Kedua, orang Indonesia menganggap yang agak kebule-bulean itu selalu keren dan oke. Walaupun hampir semua yang membicarakan Cinta Laura, bilangnya benci dan jijik dengan gayanya yang sok bule.

Kita lihat saja, berapa lama tren gaya Cinta laura akan bertahan??? Sebelum orang akan membicarakan public figure lainnya, yang bikin kehebohan baru...


Jakarta, 130208
Sore-sore Mari Kita Jalan-jalan ke Senayan City...

Wednesday, February 06, 2008

Dunia yang Lebih Damai...

Dunia saat ini bukan hanya sedang mengamati perekonomian AS yang sedang batuk-batuk, tetapi juga sedang berharap cemas tentang pemilihan Presiden AS yang akan dilakukan November mendatang. Pemilihan pendahuluan calon Presiden di AS yang sedang berlangsung, menjadi perhatian utama publik dunia. Menariknya, media cetak lebih banyak menyorot persaingan di kubu Partai Demokrat.

Hal ini punya dua alasan, pertama persaingan di kubu ini memang lebih sengit, karena keduanya akan menorehkan sejarah baru di AS, apabila mereka benar-benar menang di pemilu AS, maka mereka akan menjadi presiden kulit hitam pertama, atau presiden wanita pertama. Alasan kedua, sepertinya semua orang sudah percaya 90%, Partai Demokrat siapapun calon presidennya akan memenangkan pemilu AS.

Mengapa? Ini sebenarnya bukan hanya terjadi di Amerika Serikat. Pemilu Australia juga menghasilkan yang sama, Kevin Rudd dari Partai Buruh memenangkan pemilu yang baru berlangsung tahun lalu.

Partai Demokrat di AS dan Partai Buruh di Australia mempunyai paradigma yang hampir serupa, mereka lebih menyukai perdamaian, harmonisasi, dan pendekatan damai dalam mengatasi konflik. Ini bila kita melihatnya dari sisi kebijakan luar negeri.

Tampaknya, pendulum sedang bergerak ke arah sebaliknya. Karena selama ini rakyat mulai jenuh dengan berbagi konflik di berbagai belahan dunia. Misalnya konflik di Irak, yang hingga kini belum juga usai. Di mana AS dan Australia ikut bertanggung jawab. Implikasi perang Irak ternyata sangat meluas, karena terorisme kemudian menyebar ke berbagai negara.


Jakarta, 060108
On Blogging Mode On

Consumer Insight Via Internet

Internet, satu kata yang telah banyak membawa perubahan dalam perilaku manusia dalam berbagai aspek, termasuk bagaimana konsumen menyuarakan pendapatnya. Era internet membuat perusahaan tidak bisa lagi meredam berita negatif mengenai perusahaan atau produk mereka. Karena dengan adanya blog, forum, mailing list, web 2.0 yang interaktif, semua orang bisa menyuarakan pendapatnya.

Namun di sisi lain, ada sisi positifnya juga. Para pemasar akan lebih mudah mengintip benak konsumennya. Mereka bisa bergabung di forum-forum, ikut dalam milis-milis, lalu juga blog walking untuk mengetahui apa sih sebenarnya yang diinginkan oleh konsumen, dan bagaimana persepsi konsumen tentang produk mereka.

Karena di sanalah konsumen yang mempunyai minat yang sama berkumpul, dan saling bertukar pandangan. Namun sayangnya, beberapa pemasar yang konservatif masih menganggap kehadiran forum, mailing list, dsb, sebagai sebuah momok yang menakutkan, karena mereka takut nanti isinya keluhan semua. Dan bisa-bisa kena damprat dari bos.

Tapi bukankah lebih bagus, bila kita segera mengetahui keluhan dari konsumen. Keluhan yang terdeteksi di awal akan lebih mudah ditangani. Bayangkan bila keluhan itu hanya beredar di seputaran konsumen, dan tidak segera terendus pemasar.

Keadaan baru terendus setelah konsumen lari ke pesaing, dan tentunya ini akan lebih sulit untuk ditanggulangi. Oleh karena itu, pemasar harusnya lebih terbuka, dan berpikir positif atas setiap perkembangan yang terjadi. Kehadiran internet bisa jadi mimpi buruk, atau peluang, tergantung bagaimana menyikapinya.

Jakarta, 060108
Hari yang Mendung...

Monday, February 04, 2008

"Mantra Pejinak Ular" dan Simbolisasi...

Novel ini sebenarnya sudah sangat lama diterbitkan (tahun 2000), namun baru sempat beli pas pameran buku tahun lalu, karena lagi di obral hehehe. Novelnya sangat menarik, karena menampilkan kekhasan para sastrawan yang sangat bergaya Jawa.

Novel ini sebenarnya ingin mengangkat tema yang sedang ngetren di jamannya, yaitu kejatuhan Soeharto dan mesin politiknya. Tokoh utama diwakili oleh Abu Kasan Sapari yang seorang pegawai negeri rendahan, sekaligus dalang.

Novel ini ingin menunjukkan walaupun dengan posisinya sebagai pegawai rendahan, yang tentunya terjepit mesin politik karena pegawai negeri pada era itu adalah salah satu penggerak Golkar, masih bisa melakukan perlawanan dengan caranya sendiri.

Dengan mendalang, Abu Kasan Sapari bisa menunjukkan sikap politiknya sebagai individu, untuk melawan mesin politik. Kesenian dijadikan alat untuk melakukan perlawanan diam-diam, sehingga membuat penguasa ketakutan. Karena wayang pada masa itu, punya pengaruh yang sangat besar. Setiap program pemerintah, sosialisasi program, dan sebagainya akan lebih mudah menggunakan sarana wayang.

Pertunjukan wayang adalah sebuah wadah interaksi sosial, semua kalangan di masyarakat Jawa sangat menyukai wayang. Cerita wayang yang penuh dengan simbolisasi sangat efektif untuk menyampaikan pesan bagi masyarakat Jawa yang memang lebih menyukai sesuatu yang menggunakan ibarat, dan simbol.

Satu lagi catatan yang menarik dari novel ini. Abu Kasan Sapari mendapatkan ilmu pejinak ular, yang pada akhirnya membuat masyarakat sekitarnya resah karena ia memelihara ular di rumahnya. Dan akhirnya ia mengakhiri semuanya dengan menyerahkan ular peliharaannya ke Bonbin, dan tidak meneruskan amanat untuk menurunkan ilmunya pada orang lain.

Akhir cerita ini menarik, karena ini menunjukkan perubahan sosial antara generasi tua dan generasi muda Jawa. Dimana generasi muda, mulai meninggalkan dunia takhayul, diwakili dengan tidak diturunkannya ilmu Mantra Pejinak Ular.

Jakarta, 040108
Pagi....

Siapakah Konsumen Internet Berikutnya???

Tahun lalu, terjadi peningkatan tajam pengguna internet di Indonesia, menjadi 25 juta, naik sekitar 39% dibanding tahun 2006 yang mencatatkan 18 juta pengguna. Nah tahun ini diprediksikan akan terjadi peningkatan yang tajam juga untuk pengguna internet di Indonesia. Lalu pertanyaannya, seperti apakah profil pengguna internet yang baru ini???

Karena menurut aku, selama ini karakteristik pengguna internet di Indonesia adalah kaum urban, kelas menengah atas, dengan pendidikan tinggi. Mereka adalah orang-orang yang beruntung karena mempunyai akses internet dari kantor, sekolah, atau fasilitas publik lainnya.

Hal yang perlu diantisipasi ke depan adalah koneksi yang semakin murah, dan infrastruktur penunjang yang makin memadai, menyebabkan semakin beragamnya karakter konsumen yang akan mengkonsumsi internet. Karena internet akan menjangkau kalayak yang lebih luas.

Inilah gambaran beberapa tipe konsumen yang akan menjadi konsumen berikutnya, dan bagaimana implikasinya pada pengembangan website:

Anak-anak

Mereka adalah konsumen potensial berikutnya dari internet, terutama anak-anak di perkotaan. Saat ini jangan kaget lagi apabila anak-anak berumur 3-4 tahun, sudah terbiasa berkirim e-mail, dan sebagainya.

Implikasinya, seharusnya ada website khusus yang ramah pada anak-anak, misalnya menampilkan desain dengan warna-warna cerah yang kontras, kemudian lebih banyak menonjolkan gambar dibandingkan huruf, dan dari segi isi juga harus lebih banyak menampilkan isi yang mendidik misalnya dongeng, pesan moral dan sebagainya.

Orang Kaya di Daerah

Mereka adalah konsumen potensial berikutnya, mereka punya daya beli yang kuat, tapi mungkin selama ini belum terjangkau internet. Karena seperti biasa, teknologi selalu berkembang pertama kali di kota besar, baru kemudian meluas ke berbagai daerah.

Implikasinya, para pengembang website harus bisa memenuhi selera mereka akan sesuatu yang berbau Jakarta, karena yang terjadi di Jakarta sering kali dianggap sebagai trend setter. Kedua, kebanyakan dari mereka tidak punya kemampuan bahasa Inggris yang bagus, oleh karena itu pembuatan website harus menggunakan bahasa Indonesia, bukan hanya dari sisi isi, tetapi juga menu.

Orang Tua

Seiring dengan perkembangan teknologi, maka mau tak mau orang-orang tua yang mungkin telah berusia 50 tahun ke atas, mau tak mau akan terseret ke dunia internet. Mereka akan dipaksa oleh jaman, untuk menggunakan internet. Misalnya untuk berkirim e-mail dengan cucunya, berkomunikasi lewat YM dll.

Lalu implikasinya adalah website yang bukan hanya harus berbahasa Indonesia, tapi juga menampilkan menu yang mudah navigasinya, dan jangan terlalu banyak menu. Mengingat mereka adalah generasi yang melompati zaman, mengapa??? Generasi tua di Indonesia kan jarang sekali yang mengenal komputer. Generasi yang lebih muda lebih gampang menggunakan internet, karena mereka telah paham betul logika komputer yang sejak lama mereka kenal.

Satu lagi yang perlu diperhatikan, penggunaan huruf dengan font yang besar, mengingat penglihatan mereka sudah tak setajam generasi muda. Ini sebenarnya juga terjadi dengan para generasi tua yang menggunakan Hand Phone. Mereka tidak cari HP yang neko-neko, yang penting bisa telpon dan sms, dan yang paling penting dari semuanya tombolnya gede-gede...

Ada yang mau menambahkan lagi???



Jakarta, 040208
In The Morning Passion

Friday, February 01, 2008

Koran Tempo Makin Memperkuat Positioning...

Hmmm semalam agak terkejuttt, karena aku dengar promo di Indika FM, untuk acara Club Hopper (Acara clubbing berkeliling di klub-klub kenamaan di Jakarta, dengan Dj-Dj yang nendang), Koran Tempo disebut sebagai media partner.

Ini mengejutkan karena ini baru pertama kalinya, aku dengar sebuah koran nasional mau menjadi partner untuk acara beginian. Ini sangat tepat, karena selama ini Koran Tempo ingin melakukan positioning sebagai korannya kaum muda urban yang gaul, dan smart.

Kehidupan malam, saat ini bukan hanya diliat dari sisi negatif, tapi sebagai gaya hidup bagi para eksekutif muda, terutama di kota-kota besar. Inilah yang aku sebut sebagai branding yang konsisten. Selalu berdekatan dengan hal-hal yang menjadi kegemaran pelanggan potensialnya.

Sayangnya hingga saat ini, sistem distribusi Koran Tempo masih sangat payah. Padahal koran bukanlah barang yang sangat istimewa, sehingga orang rela menunda pembelian bila tidak tersedia di suatu tempat.


Jakarta, 010208
Eh Hujan Kok Lebat Aje...