Wednesday, July 12, 2006

How Perfect Are You???

Hidup ini terkadang memang aneh, orang yang menurut kita sempurna pun, ternyata mengeluh bahwa hidupnya SALAH. Walaupun aku gak ngerti bener apa yang dianggapnya salah, apakah keadaan, dirinya atau yang lain???

Padahal kalo menurut aku dia itu sangat sempurna. Dulu bahkan aku sempat berpikir seandainya saja aku mempunyai alur kehidupan seperti dirinya... Tapi kayaknya sekarang enggak lagi deh. Karena betapa sempurnanya dia dihadapan orang lain, tapi dia tidak nyaman dengan diri sendiri. Lalu buat apa???

Mungkin pada penasaran seberapa sempurna dia??? Gimana gak sempurna kalo kamu dilahirkan dari keluarga kaya dan terpandang, semua serba nyaman. Dianugrahi otak yang cerdas, prestasi yang berkilau sepanjang masa, sikap yang rendah hati dan banyak dikagumi orang lain. Apa lagi sih yang kurang dalam kacamata kita sebagai penonton??? Lalu mengapa dia masih merasa begitu sedihnya dengan kehidupan pribadinya???

Dan aku semakin yakin, kebahagiaan itu ada dalam diri kita. Jauhhhhh menukik pada kata hati yang paling jujur. Aneh ya memang kehidupan ini... Kalo mau membandingkan kehidupan aku, dengan orang yang aku ceritakan nasibnya jauhhhh banget, bak bumi dan langit.

Tapi mengapa ya kok aku mikir, aku lebih menikmati hidup dibanding dia??? (ini memang sangat subyektif). Tapi entahlah, kesusahan justru membuatku belajar menghargai kenikmatan.

Contohnya beberapa hari yang lalu, saat aku bercerita pada beberapa teman harus berlarian dari kampus FE dan MM UGM, dua kali dalam sehari di tengah siang bolong, gak ada orang yang percaya. Tapi aku kok seneng-seneng aja ya, dan aku justru bukan melihat kelelahan dan teriknya mentari. Aku justru melihat dari sudut betapa baiknya dosenku, masih mau meluangkan waktu untuk bimbingan tesis. Sehingga aku bisa segera lulus.

Kata temen-temenku, kalo udah begitu mah udah males bimbingan. Padahal mereka tinggal duduk nyaman di atas sepeda motor atau mobil untuk sampe ke tempat tujuan. Apa yang bisa dipelajari adalah standar itu ditentukan oleh apa yang pernah kita alami sebelumnya. Da kedua, standar kesempurnaan di mata orang lain, tidak pernah menjamin kebahagiaan. Lalu bila disuruh memilih, lebih baik menjadi orang yang sempurna atau bahagia???

Aku berharap aku tetap menjadi orang yang mau belajar bersyukur, karena bagaimanapun manusia mudah lengah, manusia mudah lupa. Manusia cenderung mengasihani diri sendiri, dan menganggap dirinya paling malang sedunia. Semoga aku tak pernah terjebak dalam posisi itu apa pun yang terjadi...


Yogyakarta, 120706

No comments: