Thursday, May 22, 2008

Nasib Produk Anda di Tangan Google???

Saya terhenyak sejenak, saat mendengar cerita seorang teman. Dia melakukan riset terlebih dahulu mengenai brand-brand Bis antar kota melalui internet, saat kita akan bepergian keluar kota.

Seorang teman lainnya, pernah cerita. Dia melakukan riset terlebih dulu di internet, saat akan berlangganan tv kabel. Lalu apa kesimpulannya? Internet sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian sebuah produk.

Anda mungkin selama ini berpikir, buat apa serius menggarap internet, toh di Indonesia orang masih jarang bertransaksi online. Tapi ingat bahwa konsumen saat ini semakin canggih, sebelum melakukan pembelian mereka melakukan riset dulu di internet. Dan sayangnya mereka ini, adalah mereka yang siap membeli.

Mereka biasanya akan "Googling ajah". Dan google akan menyajikan semua informasi, yang berkait dengan produk yang dicari. Bayangkan bila komplain tentang produk Anda di blog, forum, atau situs suara konsumen semacam pintu.net mendominasi, maka konsumen akan urung membeli produk Anda.

Mungkin Anda berpikir, apakah konsumen akan percaya begitu saja dengan orang-orang tanpa kredibilitas? Sebenarnya selama ini konsumen juga tidak terlalu perduli dengan kredibilitas. Dulu mereka bertanya pada tetangga kanan kiri, teman sekerja, atau orang yang pernah mengkonsumsi produk tersebut.

Nah sekarang, semua itu bisa mereka temukan di internet, dengan lebih terorganisir. Bahkan situs suara konsumen, atau beberapa situs lainnya seperti Amazon, mempunyai fasilitas untuk memberikan rating bagi setiap produk plus kolom komentar yang sangat interaktif.

Kehadiran internet juga menyebabkan searching cost konsumen menjadi sangat murah. Dulu konsumen, tidak terlalu banyak melakukan riset sebelum membeli untuk sekedar membandingkan harga, karena perbedaan harga yang didapat tidak sepadan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mencari harga yang termurah. Di internet, mereka bisa membandingkan harga produk yang sama dari berbagai gerai di saat yang bersamaan.

Kesimpulannya, ada begitu banyak hal yang berkait dengan produk Anda di internet, bukan hanya sekedar online sales. Konsumen mungkin tak membeli, tapi mereka meriset di internet. Selamat datang generasi googling, bagaimana menurut Anda?

Jakarta, 220508
In A Hurry

Thursday, May 15, 2008

Tips Membangun Komunitas

Dalam artikel sebelumnya, saya pernah menulis bahwa saat ini komunitas sedang naik daun. Lalu bagaimana caranya menangani komunitas ini? Akhirnya saya mendapatkan sebuah pencerahan dari blog NowIsGone. Blog ini membahas apa saja yang perlu dilakukan untuk membangun komunitas.

1. Jangan pernah mengontrol pesan
Ini adalah era yang berbeda dari sebelumnya, dimana saat media masih sangat terbatas, maka pemilik merek bisa mengontrol berita dan pesan yang beredar dengan mudahnya.

2. Kejujuran, etika, dan transparansi.
Ketiga hal diatas merupakan sebuah keharusan, karena dalam komunitas semua orang itu merasa terkait secara emosional.

3. Partisipasi dalam komunitas
Saat kita memutuskan untuk menggarap pasar komunitas, maka pemasar harus terlibat di dalamnya secara aktif. KIta tidak bisa hadir hanya saat mau mengirimkan iklan. Komunitas itu tentang keterkaitan secara emosional.

4. Komunikasi ke Audiens itu sudah gak jaman
Anda sedang hidup dijaman internet yang interaktif, jadi tidak bisa lagi komunikasi satu arah. Apa yang harus dilakukan adalah melibatkan konsumen, dan berdialog dengan mereka.

5. Berikan Nilai Tambah
Keterlibatan Anda secara aktif di komunitas, untuk mendengarkan, berdialog dengan mereka membuat Anda bisa memberikan kontribusi informasi yang penting untuk mereka.

6. Berikan informasi bukan propaganda
Ini yang agak susah, kebanyakan pemasar tidak sabar saat memasarkan ke komunitas. Mereka hanya memindahkan paradigma iklan ke pemasaran di komunitas, yang tentu saja tidak jalan. Berikan ke komunitas sesuatu yang inspiratif, dan menarik maka mereka akan dengan senang hati menyebarkannya.

7. Tambahkan sarana yang memudahkan komunikasi
Gunakanlah RSS Feed, dan saran lainnya yang memudahkan pengunjung untuk kembali ke berkunjung.

Jakarta, 150508
In A Hurry

Wednesday, May 14, 2008

Di Online PR dan MarCom, Lupakan Bahasa Press Release...

Ini adalah tantangan terbesar yang mungkin akan dihadapi oleh para praktisi PR. Mereka akan tergagap-gagap saat harus berkomunikasi di online. Praktisi PR terbiasa menulis dengan bahasa resmi, elegan, dan terkesan dingin, seperti halnya ketika membuat press release.

Padahal di dunia internet, Anda tidak bisa lagi melakukan yang sama. Di internet, audiens Anda bukan wartawan yang butuh naskah yang menjadi sumber berita mereka. Di internet, Anda akan bertemu langsung dengan beragam pembaca. Dia bisa jadi kompetitor, wartawan, atau konsumen Anda.

Pembaca Anda yang sangat beragam pastinya membingungkan. Jadi Anda diharapkan mempunyai kemampuan menulis dengan gaya yang berbeda. Bahasa yang lebih gaul, lebih seperti sebuah dialog dengan bahasa lisan. Karena perkembangan internet saat ini, mendorong kita menjadi sangat interaktif. Sesuatu yang tidak dimungkinkan oleh media lainnya. Setiap tulisan Anda, akan segera ketahuan responnya. Kolom komentar memungkinkan semua orang bisa bersuara.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, jangan menulis terlalu panjang dan bertele-tele. Pembaca sudah malas melihat tulisan Anda yang terlalu panjang. Kebiasaan orang membaca di internetitu hanya sekedar scanning. Jadi buatlah poin-poin untuk hal-hal yang dianggap penting.

Jakarta, 140508
Sore yang Cerah

Monday, May 12, 2008

"Perempuan Suci", Feminisme Timur, dan Perubahan Sosial Pakistan


Novel pertama karya Qaisra Sahraz ini memang sangat menganggumkan. Tokoh utamanya adalah Zarri Bano, seorang wanita muda, modis, cantik, dan sangat cerdas lagi kaya raya. Ia adalah seorang aktivis feminis, yang menganut kebebasan. Hingga akhirnya, Sang Ayah memerintahkan menjadi seorang Perempuan Suci.

Dengan status ini, Zarri Bano, harus mengubah kehidupannya secara total. Ia tidak boleh menikah, dan mengabdi sepenuhnya pada ilmu agama. Dan ia harus berbalur Burqa hitam, sebagai simbol status barunya ini. Status ini dipaksakan oleh Sang Ayah, untuk melindungi harta warisan keluarga, karena anak lelaki dalam keluarganya mati muda.

Novel yang sangat mengejutkan, dan menguras emosi. Anda akan dibawa bersedih, tersentuh, melayang oleh ceritanya yang romantis. Dan suatu saat akan marah, tentang sistem patriarki yang sangat tidak adil.

Alur besarnya sangat bisa ditebak, bergaya khas alur film Bollywood yang mendayu. Namun jangan berprasangka dulu hingga Anda masuk ke dalamnya. Di sana Anda akan melihat sudut pandang Islam, untuk menjelaskan kepada dunia Barat yang selama ini berpandang curiga.

Di sini, Anda juga akan menemukan bagaimana feminisme menemukan bentuknya dalam konteks budaya Timur. Feminisme ditampilkan dengan tetap berbungkus kepatuhan pada orang tua, bukan meledak-ledak dan frontal seperti yang dilenggangkan oleh Ayu Utami, dalam Saman.

Aku paling suka dengan alasan, Zarri Bano menerima putusan sebagai Perempuan Suci. Yaitu saat ayahnya, mengatakan "Kau butuh lelaki dalam hidupmu". Jadi dia sebenarnya sedang melawan patriarki itu sendiri, dengan menjadi seorang Perempuan Suci. Bukan justru sebaliknya, seperti yang dituduhkan oleh orang-orang sekitarnya.

Disini, Anda juga akan menemukan perubahan sosial dari tiga generasi keluarga Pakistan. Sebuah perubahan cara pandang dari masyarakat agraris berbalut konsep islami, menuju masyarakat industri modern. Hal ini digunakan dengan perlambang keluarga Zarri Bano yang merupakan Tuan Tanah turun temurun, dan keluarga Sikander yang merupakan tunangan Zarri Bano, yang berasal dari keluarga kaya baru. Seorang pebisnis, yang tinggal diperkotaan.

Jakarta, 120508
Hari Mulai Menua...

"A Thousand Splendid Suns", dan Nyanyian Kepedihan...


Setelah memukau dunia dengan bukunya "A Kite Runner". Khaled Hosseini menulis buku berikutnya "A Thousand Splendid Suns". Buku yang masih juga membahas tentang bait-bait kepedihan Afghanistan yang terkoyak dalam perang saudara dalam beberapa tahun ke belakang.

Buku ini diawali dengan kisah tragis Mariam sebagai Harami atau anak Haram, dari seorang terpandang di kota kecil Herat di Afghanistan yang menghamili pembantunya. Meminjam mata Mariam yang malang, pembaca diajak bertualang dalam kehidupannya yang menyedihkan.

Ditolak oleh ayah kandungnya, lalu ibunya memilih gantung diri, karena anaknya lebih memilih menemui ayahnya. Penderitaan Mariam terus berlanjut, dimana dia dipaksa menikah dengan seorang pria yang jauh di atas umurnya.

Ia menjadi saksi sistem patriarki Afghanistan yang rigid. Dicampakkan oleh suaminya karena tidak mampu menghasilkan seorang anak. Dimadu, dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga, tanpa mampu melakukan perlawanan.

Novel ini juga menangkap perang saudara yang berkepanjangan di Afghanistan. Kota yang hancur lebur, aliran pengungsi ke Pakistan yang hidup dalam kesengsaraan. Dan tangisan pedih dan lirih, karena begitu banyak keluarga yang meninggal akibat perang.

Novel ini, menurutku masih kurang menggigit dibandingkan karya Khaled sebelumnya, "A Kite Runner". Suasananya terlalu suram, dan mencekam. Atau mungkin aku terlalu terpesona dengan karya sebelumnya? Ledakan emosional yang pernah dirasakan tatkala membaca A Kite Runner, sangat jauh dibandingkan buku ini yang terasa hambar.

Tapi secara keseuluruhan buku ini layak untuk dibaca, karena Anda bisa mengintip kehidupan sosial masyarakat Afghanistan. Dan tentunya perubahan politik di sana yang mengakibatkan peperangan, dan kemiskinan tak berkesudahan.

Jakarta, 120508
Siang Nan Sunyi...

Demo dan Menciptakan Opini Publik Via Blog

Pagi ini saya terhenyak saat mengecek Google Readers, posting Mbelgedez di blognya menurut saya merupakan fenomena menarik. Dia meminta para pembacanya yang setia, untuk membuka blog FORKOM ARAS.

Blog ini dibangun, sebagai solidaritas atas sebuah travel agent, yang uang depositnya belum dikembalikan oleh Adam Air. Sepertinya dari blog ini, para pengusaha travel agent sedang melakukan protes, dan berusaha menarik opini publik sebanyak-banyaknya untuk mendukung mereka.

Lihatlah, postingan beliau, yang mengajak semua orang untuk kasih komentar. Tujuannya agar peringkatnya naik di wordpress, dan pada akhirnya akan membuat blognya terdeteksi dan dikunjungi semakin banyak orang. Itu pun masih ditambah lagi dengan video yang di upload di youtube.

Fenomena ini menarik karena beberapa hal. Pertama, ternyata blog saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Semenjak blog menjadi tren, dan orang gemar menulis dan membaca blog. Banyak orang yang kemudian menggunakan blog, untuk beragam kepentingan. Kedua, terjadi pergeseran strategi untuk melakukan demo dan membangun opini publik.

Mereka-mereka yang telah melek teknologi, tidak mau lagi capek-capek demo di jalanan, yang berisiko ditonjok polisi. Atau mengirimkan surat protes ke media cetak atau elektronik, dimana ini juga membutuhkan jalan panjang. Yang paling penting kan esensinya, menarik perhatian publik sebanyak-banyaknya.

Mereka lebih memilih consumer generated media, dimana merekalah yang memegang kontrol. Dan mereka yang melek teknologi ini, tahu bagaimana caranya mendatangkan banyak pengunjung, untuk menyebarkan idenya.

Untung saja Adam Air sudah karam. Bagaimana kalau ini adalah produk dimana Anda sebagai Marketing Manager atau PR Manager? Bukankah dampaknya akan sangat luas bagi keberlangsungan produk Anda?

Oli Top 1, dan Mizone sempat kalang kabut, karena isu miring yang beredar di mailing list tentang produk mereka. Mereka tidak segera menanganinya sejak awal, dan pada akhirnya mereka mengeluarkan dana yang sangat besar, untuk memulihkan kepercayaan. Hanya karena mereka abai, dan tidak mendeteksi sejak dini. Bagaimana menurut Anda?

Jakarta, 120508
Menuju Makan Siang

Thursday, May 08, 2008

Komunitas yang Sedang Naik Daun...

Belakangan ini, mendadak banyak sekali klien yang minta dibikinkan komunitas, atau ingin tahu apa itu komunita. Terutama mereka tertarik dengan komunitas online. Mengapa sekarang komunitas menjadi tren? Ini sebuah pertanyaan menarik.

Menurut saya ada beberapa hal, yang menyebabkan komunitas menjadi seksi di mata para pemasar. Pertama, para anggota komunitas biasanya sangat loyal, dan mempunyai ikatan yang sangat kuat antara satu dengan lainnya. Kedua, pendekatan ke komunitas itu lebih efektif karena Anda berbicara dengan orang memang antusias dan membutuhkan produk Anda.

Lalu mengapa sekarang komunitas menjadi begitu hebatnya, dan diburu oleh pemasar? Ada beberapa faktor juga yang menjadi penyebabnya. Pertama, tak bisa dielakkan lagi kehadiran internet membuat komunitas tumbuh subur. Karena orang-orang dengan kesamaan karakter dan minat, tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Orang dengan dengan minat yang sama bisa bertemu di forum, mailing list, atau groups yang disediakan oleh situs jaringan sosial.

Kedua, saat ini begitu banyak merek dan pilihan bagi konsumen. Kelimpahan pilihan membuat konsumen terkadang bingung, dan tidak bisa membedakan satu produk dan lainnya. Maka pada komunitaslah mereka akan meminta rekomendasi produk yang layak untuk dikonsumsi.

Makanya jangan heran, bila banyak sekali perusahaan yang mulai menerjunkan karyawannya untuk berkelana ke berbagai mailing list dan forum. Menjadi pengamat dan pendengar suara konsumennya, lalu kemudian sesekali mengadakan kegiatan offline untuk mempererat ikatan emosional antara produk dan konsumennya.

Karena di era berlimpah pilihan saat ini, konsumen menjadi sangat sentimentil. Keputusan pembelian lebih didasarkan pada isu-isu yang dianggap penting bagi mereka, dibandingkan produk itu sendiri.

Jakarta, 080508
Saatnya Menulis Lagi...

Tuesday, May 06, 2008

Dunia yang Damai Ketika Hidup Tanpa Prasangka...

Benarkah kedamaian dimuka bumi ini adalah sesuatu yang mustahil??? Banyak sekali wacana yang telah dimunculkan, banyak sekali usaha telah dilakukan. Kaum liberal berusaha mewujudkan obsesi tentang perdamaian dunia yang abadi melalui Liga Bangsa Bangsa (LBB), setelah meletusnya Perang Dunia I.

Ternyata para penggagasnya mungkin tertunduk dalam frustasi karena lembaga itu hanya bertahan beberapa saat, lalu runtuh akibat Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia II, kaum Liberal masih belum putus asa, maka dibangunlah Perserikatan Banga Bangsa yang masih kukuh hingga saat ini, namun apakah ini bisa meredam peperangan? Ternyata tidak!!!

Peperangan masih saja terjadi, walaupun belum memuncak pada seperti halnya dua Perang Dunia sebelumnya. Lalu pertanyaannya apa sih penyebabnya manusia berperang? Ada pendapat yang mengatakan, perang diakibatkan dunia yang terlalu maskulin. Penguasa yang didominasi pria, membuat peperangan terus terjadi. Karena pria dianggap lebih suka menyelesaikan sesuatu dengan kekerasan.

Ada juga yang berpendapat perang diakibatkan ketamakan atau sumber daya yang terbatas. Alasannya? Manusia menjadi agresif ketika dia harus berebut sebuah sumber daya yang terbatas. Penjajahan Eropa ke Asia dikarenakan terbatasnya pasokan rempah-rempah yang mereka butuhkan.

Lalu apa lagi lainnya? PRASANGKA, yayaya ini juga menjadi penyebab yang paling menyedihkan dari hancurnya peradaban. Seringkali kita terlibat dalam konflik hanya dikarenakan kita mempunyai prasangka buruk.

Perbedaan cara pandang, kebiasaan dan lainnya sering kali berujung pada permusuhan dan peperangan. Indonesia beberapa kali mengalami pertumpahan darah antaretnis karena terjadinya prasangka.

Prasangka akan membakar hati kita, lalu bertemu dengan orang yang merasa senasib. Dan muncullah sikap agresif, yang berujung pada kekerasan. Padahal prasangka itu seharusnya bisa dicegah, kalau ada suatu dialog.

Prasangka muncul karena adanya sumbatan dalam komunikasi. Dan sering kali kita sama-sama tidak tahu bagaimana memulai berdialog dengan orang lain yang berebeda. Kita terkadang merasa diri paling benar, sementara orang lain juga merasa serupa.

Inilah saatnya untuk mampu membuka telinga, belajar mendengar baru berkomentar. Saatnya berempati pada orang lain, baru menuntut untuk dimengerti. Alangkah indahnya dunia ini, apabila semua orang mempunyai sikap seperti ini. Lagi-lagi ini sebuah utopia. Tapi sebuah pergerakan dimulai dari ide, lalu menyebar dari individu ke individu, maka efek bola salju akan bergulir. Begitulah dunia berubah, melalui sebuah langkah yang sederhana...

Jakarta, 060508
I Wish I Can be A Wise Man...

Monday, May 05, 2008

Memahami Desire dan Anxiety Blogger

Beberapa waktu yang lalu, saya menulis tentang mimpi buruk pemasar dengan consumer generated media. Tulisan itu terinspirasi oleh sebuah tulisan yang ditulis oleh Agung tentang Ford. Walhasil Agung memebaca tulisan ini, lalu menulis blog sebagai respon atas tulisan itu.

Saya cukup terkaget-kaget melihat respon akan tulisan ini. Tampaknya ada sebuah miskomunikasi disini. Agung mempersepsikan bahwa saya menganggap tulisannya itu tidak pantas, karena menjelekkan sebuah merek. Padahal saya mengangkat kasus ini, untuk menunjukkan pada pemasar, bahwa berhati-hatilah dengan konsumen. Mereka saat ini bisa berbicara di media internet, dan akan berdampak sangat luas.

Oleh karena itu pemasar perlu berdialog dengan konsumennya. Namun bukan justru memaksa konsumen tutup mulut. Pemasar harus berani mengakui kalau mereka melakukan kesalahan, belajar untuk mendengar dari konsumennya.

Karena reaksi frontal, dan ancaman hanya akan memperburuk suasana. Kritik tajam pastinya akan semakin meluas kemana-mana. Dari satu blog di link ke blog lain, lalu melompat ke mailing list, dan pada akhirnya menjadi pembicaraan offline.

Namun justru dari tulisan blog ini beserta komentar para pembacanya, saya menemukan insight menarik tentang blogger Indonesia. Kalau dalam bahasa Hermawan Kertajaya, tentang anxiety dan desire.

Lalu apa anxiety blogger? Ternyata selama ini di era semua orang bebas berekspresi, mereka masih punya ketakutan untuk dibredel. Ketakutan bahwa perbedaan pendapat, dan kritik itu tidak sopan, dan mengganggu stabilitas. Ini bisa dimaklumi, rezim Soeharto itu baru berakhir 10 tahun. Mereka yang sekarang ini menjadi blogger adalah generasi yang masih dididik dengan P4.

Blogger juga ternyata masih mengalami inferiority complex, akibat adanya banyak cap negatif yang melekat. Misalnya, blogger disamakan dengan hacker dan pembohong yang dicapkan oleh Roy Suryo.

Disisi lain, Blogger punya desire untuk diakui keberadaannya. Bahwa mereka ini eksis lho. Mereka ini bukan hanya sekelompok orang yang menulis dusta, atau curhat di internet. Bahwa banyak juga lho blogger yang menulis sesuatu yang bagus, dan bermanfaat bagi orang banyak.

Lalu apa dampaknya bagi Anda para pemasar? Anda harus memahami anxiety dan desire mereka ini, baru Anda akan mengerti bagaimana berkomunikasi dengan mereka. Bagaimana menurut Anda?

Jakarta, 050508
Pagi yang Indah...

Friday, May 02, 2008

WOM All New Corolla Altis Masih Berlanjut

Beberapa waktu yang lalu, Virtual Consulting dipercaya oleh Toyota Astra Motor menjadi konseptor dan partner untuk mengundang blogger dalam rangka peluncuran All New Corolla Altis. Saat itu reaksi dari blogger memang sangat luar biasa, menimbulkan heboh dimana-mana, bahkan sampai juga ke media cetak.

Di milis-milis juga sempat terjadi perdebatan, apakah ini efektif atau tidak. Beberapa orang mengkritik, namun ini justru memberikan masukan yang sangat berharga. Karena ini adalah pertama kalinya, dalam dunia pemasaran dan humas di Indonesia. Dan satu hal yang cukup mengagetkan adalah, efek word of mouth tentang acara ini ternyata masih terus berlanjut.

Penyebabnya, adanya seorang Hermawan Kartajaya yang sangat berpengaruh di dunia marketing Indonesia menjadi evangelist dari acara itu. Ia bercerita dalam berbagai seminarnya, yang kemudian ditulis juga di majalah Mix. Studi kasus All New Corolla Altis, akan menjadi topik bahasan juga di Workshopnya yang akan diadakan pada 16-17 Mei 2008. Karena tahun ini menurut Hermawan adalah eranya marketing yang merangkul komunitas online.

Blogger Luncheon with Corolla Altis bisa terus menimbulkan efek bola salju, didukung oleh beberapa hal. Pertama, ini adalah sesuatu yang pertama kali dilakukan. Tentu saja Anda tahu sesuatu yang pertama, selalu mendapatkan perhatian lebih. Suatu yang pertama merupakan salah satu faktor yang akan menciptakan berita atau word of mouth.

Kedua, pemilihan blogger juga tidak sembarangan. Kami dari Virtual melakukan pemilihan blogger yang akan menjadi talker yang berpengaruh pada banyak komunitas. Ketiga, pendekatan yang dilakukan kepada para blogger juga sangat berhati-hati. Kalau dalam bahasa Hermawan Kertajaya, kita mendalami dulu desire dan anxiety dari blogger.

Sudah saatnya pemasar tidak memandang sebelah mata komunitas online. Mereka itu eksis dan terus membesar. Apakah Anda akan tetap terdiam, dan disalip pesaing? Ini adalah pilihan...

Beberapa tulisan blogger tentang acara tersebut bisa dibaca di sini:
Blog Sebagai Media untuk Corporate Communication
Ketika Produsen Mobil Mengundang Blogger
Mengintip All New Corolla Altis
Indonesia First Bloggers News Conference
Toyota Luncheon
The First Blogger All New Corolla Altis Test Drive

Jakarta, 020508
Hari Menggelap...