Sunday, November 12, 2006

The Namesake Cerminanku…

Aku baru saja menulis tentang “The Namesake”. Dan tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan itu. Aku merasa senang dengan novel ini karena ada beberapa bagian dari novel itu, yang sesuai dengan problema yang PERNAH, SEDANG, atau AKAN kuhadapi.

Pertama kegalauan Gogol tentang namanya. Why Gogol??? Aku juga pernah bertanya mengapa Tuhu??? Nama itu sangat asing bagi telinga orang Jawa, dan orang Indonesia manapun. Sehingga aku pernah merasa bosan dengan berbagai pertanyaan, apa artinya Tuhu??? Dan perasaan marah karena I am the only Tuhu in this world. Tapi perasaan itu sudah sirna, karena aku melihat sisi lain. Ini adalah competitive advantage dari diriku.

Kedua, Gogol mengalami krisis identitas karena berada pada pusaran sistem kebudayaan yang berbeda. Aku juga megalami hal yang sama. Aku membenci sistem budaya Jawa, terlalu sering berkumpul bersama keluarga besar, menurutku ini lebih bayak berdampak buruk. Karena ajang ngumpul bukan untuk membicarakan hal positif, tapi lebih ajang unjuk pamer, dan menjelekkan orang lain. Aku juga merasa benci dengan karakter orang Jawa yang penuh basa-basi, dan kurang ekspresif.

Aku lebih menyukai sistem nilai di mana aku mempunyai kebebasan sebagai individu, mempunyai hak privasi yang luas, dan dihargai sebagai individu seperti halnya Barat. Mengapa bisa begitu??? Mungkin memang bakat alam, aku ingin menjadi pemberontak, dan anti kemapanan. Dan juga, selama ini aku banyak disodori dengan pemikiran Barat, melalui televisi, buku teks, novel, radio, dan semua media lainnya.

Tapi bagaimanapun juga, seperti halnya Gogol (tokoh utama dalam novel). Aku tak mungkin lepas dari identitasku sebagai orang Jawa. Semakin aku berusaha lari darinya, maka aku akan semakin dihantui olehnya. Maka aku menerimanya sebagai sebuah perpaduan yang unik, untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Cerminan ketiga, aku yakin suatu saat nanti aku akan sama halnya dengan Ashoke (Ayah Gogol). Aku akan merantau ke suatu negeri entah di mana (It must be europe or America), lalu menetap di sana. Dan aku mungkin akan menghadapi problema yang sama. Sedikit keterasingan, kerinduan akan kampung halaman, dan keluarga, di Indonesia.

Namun di negeri baru itulah, aku akan memulai sesuatu yang baru. Menjadi diriku yang berbeda. Seperti halnya Ashoke yang berpindah ke Amerika untuk menghilangkan trauma atas kecelakaan kereta api yang menimpanya.


Yogyakarta, 121106

No comments: