Wednesday, February 14, 2007

Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang, buku “Kitab Omong Kosong” by Seno Gumira Ajidarma selesai juga. Maklumlah aku harus mencuri waktu di sela-sela kesibukan kerja, dan begaul di hari weekend. Di tambah lagi buku ini lumayan susah dicerna otakku yang terbatas inih. Karena buku ini lebih layak disebut buku filsafat berbungkus novel, kliyeng-kliyeng deh yang ada hahahaha.

Sebelumnya aku sudah membuat review tentang buku ini. Maka kali ini aku akan menulis sisi lain dari buku ini. Yap benarrr sekali, persoalan cinta dari kaca mata Seno Gumira Ajidarma!!!

Aku telah membaca beberapa buku karya Seno, mulai dari kumpulan cerpen, dan novelnya. Dari berbagai buku itu, aku melihat ada suatu benang merah yang menghubungkan kesemuanya.

Pandangan Seno yang selalu apatis ketika berbicara soal cinta. Ambil contoh, dalam Kitab Omong Kosong. Cinta menjadi sesuatu yang dicurigai. Mulai dari cinta Rama pada Shinta yang ternyata tak seindah dongeng. Kemudian lika-liku cinta antara dua tokoh utama yang mengelana mencari Kitab Omong Kosong, yang juga berakhir tanpa kejelasan.

Cerpen-cerpen Seno yang terkumpul dalam ‘Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta”, juga memandang cinta dengan sinis. Cerita cinta yang berakhir mengenaskan, penuh kepalsuan, tipu daya, dan sengsara.

Aneh juga menurutku, biasanya para penulis paling pintar berimajinasi tentang cinta yang indah. Cinta yang hanya ada dalam dunia imajinasi. Lalu mengapa Seno berbeda??? Apakah ia ingin melihat cinta dari sudut pandang yang lain??? Atau kehidupan memberinya pelajaran bahwa cinta memang tak seindah dongeng???

I just curious to know the answer…


Jakarta, 140207

A simple thought in the Palentin Day

No comments: