Monday, May 28, 2007

Mengejar Mas-Mas, Memaknai Kemunafikan...


Jadi ceritanya Sabtu malam kemarin, aku nonton film "Mengejar Mas-Mas". It's wonderful film... Hmmm ternyata tak salah instingku, waktu pertama kali mendengar film ini aku langsung berkata dalam hati. Aku harus nonton film ini.

Saat itu bulan Januari 2007, seorang teman yang kebetulan wartawan, cerita baru aja diundang konferensi pers film yang akan tayang di bioskop berjudul "Mengejar Mas-Mas". Entah kenapa aku langsung tertarik ajah. Karena menurut aku, walopun judulnya agak norak tapi chatchy. Padahal waktu itu aku belum tahu ceritanya soal apa...

Tanpa harus berpanjang lagi dengan intro, aku akan cerita soal filmnya. Kalo situs berita Antara mengangkat sisi film ini soal benturan antara dua budaya, Gadis ABG gaul dari Jakarta, yang kemudian menumpang hidup di kontrakan seorang pelacur murahan di Kawasan Pasar Kembang Yogya.

Aku justru ingin melihat dari sisi lainnya (seperti biasa hasrat ingin tampil beda tak terbendung). Aku tertarik dengan karakter Ningsih, yang mampu berperan ganda. Untuk menyembunyikan statusnya yang pelacur. Ia mengaku di lingkungan sekitarnya sebagai seorang Dosen, lengkap dengan gaya anggun dan terpelajar.

Ningsih juga digambarkan menjadi panutan para ibu-ibu disekitarnya. Ia menjadi tempat bertanya bagi ibu-ibu yang doyan ngerumpi di sekitar kontrakannya. mengapa profesi Ningsih menarik???

Karena dalam budaya Jawa, apalagi Yogya menjadi Dosen itu adalah pekerjaan dengan status tertinggi. Orang yang dianggap tahu segalanya, dan mampu memecahkan semua masalah. Orang-orang mempunyai ekspektasi yang sangat tinggi pada mereka.

Mereka harus tahu, mulai dari soal remeh-temeh sampai persoalan pemangku adat-istiadat. Jadi ketika film ini mengangkat profesi Dosen, untuk mengelabuhi pekerjaan sebenarnya sebagai pelacur. Aku jadi tersenyum-senyum sendiri.

Dan profesi ini disandingkan dengan pelacur yang merupakan profesi hina dina, dan dianggap akan membawa sial dan kutukan bagi masyarakat sekitarnya. Dan akhirnya sangat jelas ketika masyakarakat sekitar tahu profesi sebenarnya, maka dia diusir dari kampungnya dengan diarak ramai-ramai.

Jakarta, 280507
Ayo Menulis....

No comments: