Friday, September 28, 2007

Surat untuk Ibu

Jakarta, 28 September 2007

Untuk:
Ibuku di Sebuah Negeri yang Tenang

Dear Ibu,

Ibu tanpa terasa dua tahun sudah dirimu meninggalkan dunia ini. Tepatnya 30 September 2005, terakhir kali kumenyaksikan dirimu menarik napasmu yang terakhir kalinya. Dan kini, dua tahun kemudian semua telah banyak berubah...

Saat itu, kau selalu sibuk mempersiapkan pesta kesuksesan kami,anak-anakmu. Dan sayang sekali engkau tak bisa menikmatinya. Kini aku telah bekerja, hidup di atas kakiku sendiri, begitupun adik. Hmmm, alangkah bahagianya bila kita masih bersama-sama.

Aku belum memenuhi janjiku untuk membelikan baju-baju mahal,dan bermerek untukmu Ibu. Karena engkau terlanjur pergi, saat aku belum bisa berbuat apa-apa. Kadang aku menangis tersedu bila mengingat semua itu. Apalagi hari-hari sekarang ini mendekati lebaran, hatiku semakin miris adanya.

Tapi tak mengapa, aku yakin dirimu selalu melihat dari atas sana. Dan kau selalu seperti dulu tersenyum haru melihat setiap langkah kesuksesan yang diraih oleh anak-anakmu. Aku selalu mendoakan semoga jiwamu tenang di alam sana. Aku yakin kau lebih bahagia dari sebelumnya, karena engkau pantas mendapatkannya.



Jakarta, 280907
Malam yang Sunyi

1 comment:

Ira Lathief said...

Very touching....dear! Surely, your Mom is very proud of you forever and ever!