Wednesday, February 28, 2007

Up and Down

Mungkin sangat wajar, bila dalam menghadapi hari-hari selalu ada titik di mana bengitu bersemangattttttt dan di saat lain aku kok ngerasa jenuh banget. Maless ajah mo ngapa-ngapain.

Tapi sebagai seorang yang perfeksionis, aku ngerasa ini sesuatu yang threathening hehehe. My life must be perfect, always happy, full of energy, and so on. Dan ekspektasi yang berlebihan itu, justru kadang menjadi penyebab aku tenggelam pada jurang depresi yang lebih mendalam.

Kalo sudah begitu, aku teringat komentar seorang temenku "Dasar perfeksionis". Dengan mengingat itu aku langsung calm down. Jadi ngerasa lebih bisa menerima diri sendiri ajahhhh. And it make my life easier...

Yess, somtimes my life is so funny and complicated of course....


Jakarta, 280207
Mencuri Waktu Sebelum Pulang Ngantorrrr

Tuesday, February 20, 2007

Totto-Chan

Sebenarnya sudah cukup lama aku pengin banget abaca buku Totto-Chan. Dan akhirnya dapet juga bukunya, karena seorang teman merelakan bukunya dipinjam untuk aku baca hehehe. Hmmm ternyata bukunya emang keren banget. Gak salah kalo di Indonesia aja sudah naik cetak beberapa kali.

Buku ini bercerita tentang pengalaman penulisnya ketika bersekolah di Tomogakuen. Sebuah sekolah dasar yang sistem pembelajarannya sangat unik, dan menginspirasi setiap murid-muridnya.

Bayangkan saja, Sang Penulis novel sempat dikeluarkan dari sekolah sebelumnya, karena dianggap anak nakal. Tetapi berkat sistem pembelajaran di Tomogakuen, Sang Penulis terselamatkan masa depannya.

Deskripsi tentang sekolah ini memang sangat mengagumkan. Tiap murid bisa belajar apa yang mereka senangi, pembelajaran juga lebih banyak menekankan pada praktik langsung di lapangan.

Setiap kegiatan juga dirancang agar siswanya bukan hanya mengembangkan kecerdasan intelektual. Misalnya mereka diajarkan untuk menjadi pribadi yang mandiri, berani mencoba sesuatu yang bau, dan yang paling penting menghargaidan mengerti perasaan oran lain.

It's very wonderful book..., and inspire me to be a lecture. Coz great lecture can change somebody history....

Jakarta, 200207
Waiting for Godot uppps WIP maksudnya hehehe

Matahari, Dari Berbagai Perspektif...

Hari minggu kemarin aku jalan ke Mall Ambassador. Di sana, aku ngeliat ada gerai Matahari Department Store, di sebuah sudut yang sangat sepi. Lalu aku jadi kepikiran tentang satu hal. Betapa keluasan referensi dan pilihan membuat sudut pandang kita akan sesuatu menjadi berubah. Mengapa begitu???

Begini ceritanya, dulu saat aku masih tinggal di Solo dan Yogya. Kayaknya belanja di Matahari mah udah top markotop. Bangga banget rasanya kalo bisa belanja di sana, apalagi pulang menenteng tas Matahari hehehe.

Karena di daerah, Matahari adalah peritel yang paling besar, dan menawarkan produk dengan kualitas paling bagus. Tak ada pilihan lain untuk berbelanja selain di Matahri. Semua mall besar di Solo bisa dipastikan achor tenantnya Matahari. Ya mo gimana lagi???

Giliran di Jakarta, Matahari hanya menempati mall-mall kelas dua, dan biasanya sepi bangettt. Sangat wajar sih, alasan pertama di Jakarta begitu banyak pilihan. Di sini ada Debenhams, Sogo, Metro, Centro, bahkan sebentar lagi akan ada Seibu (department store dari Jepang) yang akan menjadi tenant di Grand Indonesia.

Alasan kedua, daya beli masyarakat Jakarta memang sangat jauh berbeda dengan daerah lain. Orang Jakarta lebih enteng untuk membelanjakan uangnya untuk produk-produk mahal... That's why I love Jakarta, coz I have the power to buy anything I want hehehe.


Jakarta, 200207
Mananti detik-detik jam makan siang...

Friday, February 16, 2007

Approval Syndrom....

Hmmm menarik bangettt, ini baru pertama kalinya aku tahu istilah ini. Ceritanya aku sedang baca biografi Wimar Witoelar yang ditulis oleh Fira Basuki. Dalam salah satu bagiannya, Wimar digambarkan termotivasi berprestasi oleh Approval Syndrome, bukan dorongan untuk menjadi terkenal dan diakui orang banyak.

Nah lhoo, apaan tuh approval syndrome??? Ternyata ini didefinisikan sebagai pencapaian prestasi yang didorong oleh pengakuan dari seseorang. Dalam hal ini Wimar menyebut ibunya. Setiap prestasi yang dilakukannya, semuanya demi membuat ibunya bahagia dan bangga padanya.

So sweet..., jujur ketika membaca bagian ini. Aku menangis deras... Aku teringat dengan almarhumah ibuku. Karena bagiku semua hal yang aku lakukan itu demi ibuku. Sayang... sungguh sayang... Beliau tidak pernah menikmati apa yang bisa aku hasilkan.

Ibu kini aku sudah lulus S2, kini aku sudah bekerja. Seharusnya ibu ikut menikmati gaji pertamaku. Tapi apa boleh buat??? Yang bisa kulakukan hanyalah mengunjungi pusaranya. Terakhir kali aku berziarah adalah seusai aku diwisuda. Dan aku tak kuasa menangkal banjir air mata yang berjatuhan...


Jakarta, 160207
On Boring and Cloudy Day

Wednesday, February 14, 2007

Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang, buku “Kitab Omong Kosong” by Seno Gumira Ajidarma selesai juga. Maklumlah aku harus mencuri waktu di sela-sela kesibukan kerja, dan begaul di hari weekend. Di tambah lagi buku ini lumayan susah dicerna otakku yang terbatas inih. Karena buku ini lebih layak disebut buku filsafat berbungkus novel, kliyeng-kliyeng deh yang ada hahahaha.

Sebelumnya aku sudah membuat review tentang buku ini. Maka kali ini aku akan menulis sisi lain dari buku ini. Yap benarrr sekali, persoalan cinta dari kaca mata Seno Gumira Ajidarma!!!

Aku telah membaca beberapa buku karya Seno, mulai dari kumpulan cerpen, dan novelnya. Dari berbagai buku itu, aku melihat ada suatu benang merah yang menghubungkan kesemuanya.

Pandangan Seno yang selalu apatis ketika berbicara soal cinta. Ambil contoh, dalam Kitab Omong Kosong. Cinta menjadi sesuatu yang dicurigai. Mulai dari cinta Rama pada Shinta yang ternyata tak seindah dongeng. Kemudian lika-liku cinta antara dua tokoh utama yang mengelana mencari Kitab Omong Kosong, yang juga berakhir tanpa kejelasan.

Cerpen-cerpen Seno yang terkumpul dalam ‘Sebuah Pertanyaan Untuk Cinta”, juga memandang cinta dengan sinis. Cerita cinta yang berakhir mengenaskan, penuh kepalsuan, tipu daya, dan sengsara.

Aneh juga menurutku, biasanya para penulis paling pintar berimajinasi tentang cinta yang indah. Cinta yang hanya ada dalam dunia imajinasi. Lalu mengapa Seno berbeda??? Apakah ia ingin melihat cinta dari sudut pandang yang lain??? Atau kehidupan memberinya pelajaran bahwa cinta memang tak seindah dongeng???

I just curious to know the answer…


Jakarta, 140207

A simple thought in the Palentin Day

Thursday, February 08, 2007

Blogging Fever...

Tampaknya gelombang blogging semakin kuat, tadi pagi aku ngedengerin radio yang lagi ngebahas soal beberapa penerbit yang getol menerbitkan tulisan-tulisan yang pernah diterbitkan di blog.

Tempo sebagai media yang cukup berpengaruh di Indonesia, akhirnya terjun juga ke dunia perblogan. Dan ini akan diikuti oleh beberapa media besar lain,misalnya The Jakarta Post. Ini bukanlah hal yang mengherankan, karena beberapa bulan yang lalu aku membaca di BusinessWeek, di AS, banyak sekali perusahaan mempunyai blog. Jadi di Indonesia, termasuk yang ketinggalan kereta sebenarnya.

Well ketika aku pertama ngeblog, gak pernah nyangka bahwa teknnologi ini akan sebegitu hebohnya. Untungnya ketika awal aku ngeblog, aku udah mikir bahwa teknologi ini akan sangat penting at least buat aku pribadi.

Ketika aku memulai menulis blog, dunia perblogan belum seheboh ini. Aku mengenalnya dari beberapa teman yang memang selalu advance untuk urusan teknologi. Thx to all my friends hehehe. Paling gak aku termasuk orang-orang yang gak gaptek-gaptek amatttt.


Jakarta, 080207
Sore-sore menanti waktu kerja usai..

Jaman Kalabendu, Kapan Usai???

Tahun 2007 disambut dengan meriah, sayangnya kemeriahan itu adalah hiruk pikuk bencana. Awal tahun, Indonesia disambut dengan tenggelamnya kapal Senopati, dan hilangnya pesawat Adam Air, yang hingga kini entah dimana jejaknya. Belum selesai hiruk pikuk itu, Indonesia kembali digegerkan dengan merebaknya flu burung yang makin mengganas. Sehingga Pemda DKI, merasa perlu mengambil tindakan tegas, bahwa perorangan tidak diperbolehkan memelihara unggas untuk mencegah wabah ysemakin meluas.

Persoalan ternyata tidak berhenti sampai di sana, kota Jakarta dalam seminggu belakangan ini hampir lumpuh akibat banjir bandang yang lebih parah, dibanding banjir tahun 2002. Bayangkan berbagai daerah di Jakarta, bukan hanya daerah langganan banjir, tapi juga pemukiman elit seperti Kelapa gading dan Kemang tenggelam dalam kuasa alam.

Padahal 2007 baru berjalan 39 hari, dari 365 hari yang harus dijalani. Hmmmmmm, dan aku kok ngerasa bencana ini masih akan terus, dan terus menhampiri hingga penghujung tahun. Just wait and see. Dalam terawanganku, ini akan menjadi tahun terburuk, dan hancur-hancuran dalam perjalanan bangsa ini. Ini adalah jaman kalabendu yang memang telah diramalkan sebelumnya.

Dan 2007 adalah puncak dari goro-goro, meminjam istilah pewayangan. Buat yang belum ngerti apa itu Goro-goro, katanya ini adalah puncak dari segala lakon (karena aku juga belum pernah nonton wayang semalam suntuk). Ibarat drama, ini adalah puncak dari konflik, sebelum akhirnya ketegangan itu menurun, dan menemukan pemecahannya.

Yayaya, tahun ini semua elemen bangsa harus tetap bersabar. Kurang sabarkah kita selama ini??? Memang benar dalam beberapa tahun terakhir, kita sudah hancur lebur dalam berbagai bencana, musibah, dan teror. Tapi ini adalah puncak dari segalanya. Bila kita mampu melewatinya dengan sukses. Maka kita kemudian akan tahu, rahasia alam apa yang disimpan di balik ini semua.

Proses pembelajaran itu memang selalu menyakitkan. Dan belajar bukan hanya bagi masing-masing individu, tapi juga bagi sebuah bangsa. Bangsa-bangsa yang besar seperti Inggris, Amerika,Jepang, bahkan Cina juga pernah mengalami lakon yang sama. Amerika pernah terjerat dalam perang saudara yang berkepanjangan. Cina pernah menjadi bangsa paria, dan terhina ketika kekuasaan dinasti mereka runtuh, dan sebagian wilayahnya dikuasai Barat. Lalu berlanjut dengan kemelaratan tanpa ujung di era komunis. Jepang pun pernah dipermalukan oleh Barat ketika mereka dipaksa untuk membuka diri oleh Barat, dan menyadari betapa mereka selama ini terlalu picik.

Lalu kapan giliran Indonesia bangkit??? Aku yakin 2008 semua benang kusut akan berakhir. Tapi tentunya ini diperlukan kerja keras dari semua elemen, bukan hanya duduk termenung menunggu hari berganti hari. Itulah kritikku pada bangsa ini, kita memang bangsa yang penyabar, tapi kita terlalu pasrah pada putaran nasib. Nasib baik tak akan berkunjung pada bangsa yang malas.



Jakarta, 080207
On the mornin,
When my mind fly wildly predictin the future

Wednesday, February 07, 2007

Realitas Ya Realitas, Bukan Teori....

Dulu aku sering berceramah dan menasihati cieee bahasanya beratttt amattt masssss hehehe, tentang sesuatu hal. Hmm dan kini setelah aku menghadapinya sendiri, tampaknya aku kalang kabut juga. Soal apa??? Kayaknya tidak perlu dibuka selebar itu hehehe. Karena esensi tulisan ini bukan mengarah kesana!!!

Yang lebih menarik perhatianku adalah, ternyata memang lebih mudah mengatakan dan memberi saran pada orang lain. Dibanding harus menghadapi kenyataan itu. Yayaya, tapi sekali lagi justru itu tantangannya. Hidup itu kan memang penuh dengan dinamika, kadang bahagia, kadang sedih. Terkadang mulus-mulus ajahh, saat berikutnya penuh onak dan duri yang menyakitkan.

Satu hal yang sedang aku pikirkan adalah gimana caranya bertahan, dan keep enjoy dengan keadaan yang gak diinginkan. Berusaha melihat sisi indah, dari hal yang menyeramkan hehehe. Serem amat ya deskripsiku hihihi.

Hmmm sedang aku pikirkan nih how to cope with this thing.....


Jakarta, 070207
Sore yang penuh permenungan....

Yesterday is the Rockin Time...

Yayaya, kemarin adalah hari yang spesial??? Mengapa??? Karena itu adalah batu ujian pertama buat aku. Hari yang penuh dengan meeting, mulai dari meeting rutin, meeting dengan klien. Belum lagi meeting pertanggungjawaban tentang klien yang dipegang.

Dan cerita belum berakhir sampai di sana, hari itu juga aku harus mengerjakan tugas untuk tiga klien sekaligus. Damn.., I'm feel so nervous. takut ajah gak kekejar deadlinenya. Hmmm, walhasil semuanya selesai juga, walaupun aku harus lembur ampe 19.30 malam.

It's okay... Ini dunia kerja man... Aku hanya sedikit kaget ajahhh, karena ini sesuatu yang sangat baru buat aku. Selama ini aku hanya berkutat dengan buku, dan tugas kuliahhh. Dan sekarang akuberada dalam suatu ekosistem yang berbeda.

Ibarat biasanya aku menerjang aliran sungai, kini aku dihadapkan pada ganasnya ombak. Walaupun sama-sama bisa berenangnya, tapi tentu beda dong, berenang di laut dan di sungai???


Jakarta, 070207
Pada pagi hari nan murung

Monday, February 05, 2007

Dari Bencana ke Bencana...

Baru sebulan lebih aku di Jakarta, ternyata aku dihadapkan pada bencana lain. Banjir bandang menyerang seluruh penjuru Jakarta. Kayaknya aku pernah nulis di milis ini tentang bagaimana aku berada dalam situasi bencana yang satu, ke yang lain.

Terakhir kali sebelum banjir, adalah bencana gempa di Yogya, yang juga sangat parah dan menjadi berita nasional. Yahhh kayaknya, kehadiranku tak pernah luput dari berbagai bencana.

Untungnya, dari berbagai bencana yang berada di sekitarku, alhamdulilah aku selalu lolos dari bencana itu. Ini memberikan banyak perenungan buat aku. Pertama, aku seperti selalu diuji kepekaan sosial dan kekuatan menghadapi stres. walaupun tidak terkena dampaknya secara langsung, secara psikologis ini sangat menekan. Di sisi lain, Tuhan tampaknya ingin mengetuk sisi kemanusiaanku. Melihat betapa beruntungnya aku dibanding yang lain, apa yang telah kuperbuat untuk mereka???

Perenungan kedua, sepertinya Tuhan mengingatkanku untuk pandai bersyukur. Bayangkan berapa kali aku berada di situasi krisis penuh bencana, dan berapa kali pula Tuhan masih saja melindungi aku.

Aku sadar sebagai manusia, aku sangat demanding. Aku merasa banyak hal yang masih kurang dalam hidupku. Dengan ini, seprtinya Tuhan ingin mengatakan, ur life even better than the rest that suffer from natural disaster.

Jakarta, 050207
Di saat jam kantor hampir slese

Thursday, February 01, 2007

Bergelar atau Tidak, Who Cares???

Beberapa orang mungkin salah persepsi dengan apa yang aku lakukan. Aku memang pecinta belajar, dan sekolah. Tetapi perlu diketahui aku gak pernah berniat untuk mengejar gelar. Buat aku belajar itu untuk mendapatkan pengetahuan, bukan memasang serangkaian gelar.

Jadi agak aneh kalo beberapa orang beranggapan bahwa aku merasa superior dengan serenteng gelar yang aku sandang. Believe it or not, aku gak pernah tuh memasang gelar di belakang namaku, aku teringat punya gelar justru ketika orang lain yang menuliskannya hehehe.

Aku selalu menghormati orang berdasarkan pengetahuan yang dia miliki. Bukan dari rangkaian gelar yang disandang. Oleh karena itu, aku sangat menghormati orang-orang yang berdedikasi, dan ahli di bidang yang ditekuninya.

Dan sebaliknya aku agak males, kalo orang terlalu melihat gimana gitu..., dengan gelar yang aku sandang. Aku hanya ingin diperlakukan biasa aja, aku tetap Tuhu yang sama dengan atau tanpa gelar. Gelar hanya suatu titik dari proses panjang pembelajaran. Dan aku gak ingin menjadi sok superior dengan gelar itu.

Aku ingin selalu berkecimpung langsung di tengah-tengah konsumen, karena aku memang tertarik dengan dunia komunikasi pemasaran. Jadi tolong ubahlah pandangan bahwa orang yang bergelar itu hanya bisa duduk, membaca, dan belajar. Aku lebih banyak belajar dari pengalaman langsung, karena itu membuat ilmuku lebih relevan.

Sekali lagi, kalo mo melihat aku, orang tidak bisa mengkotak-kotakkan aku pada stereotip kelompok tertentu. TUHU is TUHU, he always be unique with my own personality kikikik.

Jakarta, 010207
On Da Cloudy Day, Mirroring Myself

Jakarta in 40 Days...

Tanpa terasa, telah memasuki hari ke-40 aku mengarungi Jakarta. Hmmm, 40 hari yang sangat menyenangkan. Karena di 40 hari belakangan ini, aku belajar banyak hal baru, bertemu dengan banyak orang baru, bertemu kembali dengan teman lama.

Empat puluh hari belakangan ini juga merupakan hari-hari di mana aku banyak mengunjungi tempat-tempat baru. Aku sudah mengelilingi Jakarta, dari penjuru utara, selatan, hingga barat. Aku telah memasuki berbagai macam mall, resto, cafe, bahkan museum??? Beberapa teman sangat takjub, karena mereka yang udah beberapa tahun di sini ajah belum pernah mengunjungi museum-museum yang eksotis itu kikikikik.

Walaupun banyak tempat pula yang belum aku kunjungi, karena Jakarta kan sangat luasss. Tapi for beginners mungkin aku termasuk advance hehehe. Hmmm jakarta memang menantang, dan aku akan menaklukkannya.

Walaupun tentunya ada beberapa catatan bagi aku sendiri. Aku harus lebih mempercepat lagi kemampuanku beradaptasi. Belajar lebih keras mengendalikan stres, dan tuntutan yang sangat tinggi di Jakarta.

I just see it as a challenge... I beliee I will survive, and I will enjoy Jakarta more hehehe

Jakarta, 010207
In da rainy day..