Wednesday, April 27, 2005

Malu Aku Pada Agus....

Agus... Memang nama ini sangat pasaran dalam khasanah pernamaan di negeri ini. Tapi hanya ada satu orang "Agus Misyadi" yang beberapa hari yang lalu muncul dalam acara kuis "Who Wants To Be A Millionaire".
Bukan hanya mengangumkan karena ia berhasil menggondol pulang uang 500 juta rupiah. Namun latar belakang dia yang hanya tamatan STM lebih mencengangkan. Tidak ada yang salah memang bila dia hanya lulusan STM.
Yang salah adalah, saya merasa gelisah dan malu dengan beliau. Dia yang hanya lulusan SMU, dan loper koran, mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sangat sulit.
Walau Tantowi Yahya mengatakan bahwa dalam menjawab pertanyaan yang penting bisa berpikir logis dan mempunyai analisa yang baik. Tapi itu jelas tak mungkin dilakukan bila dia tak memiliki pengetahuan yang luas. Ingat saya menyebut pengetahuan, bukan tingkat pendidikan.
Pengetahuan itu lebih bebas, dapat diperoleh di mana saja, dari televisi, koran bahkan selembar kertas. Apalagi di era ini, di mana informasi dan pengetahuan begitu murahnya untuk bisa diakses.
Kehadiran Agus Misyadi, membuat aku malu, bahwa aku selama ini mungkin saja belum maksimal memanfaatkan fasilitas yang ada untuk memperluas pengetahuan. Padahal aku sekarang sudah pada tahapan mahasiswa pasca sarjana. lLalu aku bertanya pada diri sendiri. "Apakah pengetahuanku lebih luas dari Agus?" Wah jangan-jangan tidak.
Kalau itu sampai terjadi, betapa sia-sianya orang tuaku telah menyekolahkan aku, betap sia-sianya UGM memberikan beasiswa buat aku.
Aku yakin Agus Misyadi yang seorang loper koran, memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca koran-koran yang dijualnya. Sambil bekerja setiap harinya, ia menambah pengetahuan.
Luar biasa, semoga ingatan aku atas sosok beliau ini, menjadi pelecut bagi diri agar tak mudah menyerah. Bahwa apa yang aku miliki ternyata lebih baik dari sebagian besar orang lain. Aku memperoleh kesempatan yang merupakan kemewahan bagi orang lain. Namun mereka lebih bisa memaknai keadaan, dan menggunakan kesempatan lebih baik, daripada yang bisa aku lakukan.
Agus Misyadi....
Aku berhutang banyak hal padamu.
Saya belajar banyak hal dari Anda....

1 comment:

sHeLLa HuDayA said...

Aku setuju banget sama tulisanmu itu, memang kadang orang - orang dari kalangan intelektual sendiri tidak memiliki rasa ingin tahu yang sebesar Agus. Yang bikin aku heran, kenapa Agus itu bisa memiliki rasa haus akan pengetahuan yang begitu besar. Bahkan kalau aku amati, kita kita yang berkesempatan menerima jenjang pendidikan yang tinggi justru tidak memiliki kehausan yang sedahaga Agus. Kenapa ya? Mungkin karena kungkungan sistem pendidikan yang terlalu memenjara kreasi dan hasrat kita untuk belajar? Atau mungkin karena tekanan lingkungan yang malah membuat kita terpaksa untuk belajar? Aku sangat ingin tahu namun terlalu sulit bagiku untuk mencari tahu...