Wednesday, June 28, 2006

Watch Out with Gen-X of Indonesia

Penamaan Gen-X (Generation X) mungkin sangat asing bagi kosakata Indonesia. Tapi percayalah, Indonesia beberapa tahun ke depan akan dibanjiri oleh generasi ini. Oleh karena itu bagi para pemasar, sudah saatnya mengantisipasi dan menyambut kehadiran mereka sebagai konsumen potensial pada 5-10 tahun mendatang.

Apa itu Gen-X? Generation X, adalah segmentasi konsumen AS secara demografis, yang termasuk di dalamnya adalah mereka yang terlahir dari tahun 1965-1976. Mereka adalah generasi yang tumbuh di bawah bayang-bayang meroketnya tingkat perceraian, menurunnya peran orang tua, dan ekonomi Amerika yang tersendat-sendat (dikutip dari Gobbe 2001).

Tapi tunggu dulu, ada beberapa hal lain yang juga mempengaruhi. Namun jarang diungkapkan dalam literatur AS, karena Amerika tak seobyektif itu dalam memandang sejarah. Gen-X juga mengalami masa memalukan kekalahan AS di Vietnam. Generasi ini, dianggap generasi yang tidak mempunyai motivasi, dan memandang hidup dengan pesimis, akibat berbagai masalah yang mereka hadapi.

Lalu mengapa ”X”, bukan ”A” atau ”B”? Ingatkah dengan pelajaran Perilaku Organisasi? Ada dua asumsi tentang sifat dasar manusia. X dan Y. X mengacu pada anggapan manusia itu pada dasarnya malas, dan tidak mempunyai motivasi yang kuat, oleh karena itu perlu pengawasan yang ketat. Sebaliknya Y, mengacu pada anggapan manusia pada dasarnya rajin, dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam dirinya. Oleh karena itu dalam bekerja mereka perlu mendapatkan kepercayaan dan otonomi agar dapat bekerja dengan baik. Dan aku aku sangat yakin konsep segmentasi ini meminjam konsep Perilaku Organisasi itu.

Dan bagaimana dengan Indonesia? Sadarkah bahwa generasi muda Indonesia yang terlahir semenjak 1997 hingga saat ini menghadapi situasi yang berbeda dari generasi sebelumnya? Mereka mengalami permasalahan sosial yang hampir mirip dengan Gen-X di AS pada masanya.

Mereka terlahir dengan situasi yang tak menentu akibat krisis ekonomi berkepanjangan, kerusuhan dan konflik antaretnik, bencana alam, struktur dan peran wanita dalam keluarga yang telah berubah. Mereka juga generasi yang banyak menderita akibat banyaknya orang tua yang bercerai.

Aku sangat yakin mereka akan tumbuh menjadi generasi yang pesimis menghadapi masa depan, tidak memiliki motivasi karena kekacauan sosial dalam level keluarga, maupun masyarakat.

Oleh karena itu para pemasar, sebaiknya segera menyadarinya. Misalanya generasi ini tak akan bisa dibujuk dengan gaya yang sama dengan generasi sebelumnya. Iklan yang membuat mereka ketakutan kulitnya akan hitam bila tak memakai pemutih tak akan digubris. Mereka sudah terlalu banyak menghadapi ketakutan. Mungkin akan lebih efektif, iklan yang mengkomunikasikan produk yang mendongkrak rasa percaya dirinya.

Mereka membutuhkan sedikit berita gembira yang akan membuat mereka sedikit tersenyum. Mereka butuh lebih banyak orang yang bisa memberikan motivasi dibanding generasi sebelumnya, karena mereka adalah generasi yang apatis.

Ya..., harus diakui pemikiran ini masih sangat mentah. Tapi aku sangat yakin generasi Indonesia pasca krisis ekonomi akan mempunyai sikap yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

Generasi ini, tak pernah mendengar dongeng indah tentang ekonomi Indonesia yang mengagumkan. Mereka bukan generasi yang tumbuh saat Indonesia sedang dalam puncak pertumbuhan ekonomi. Mereka lahir di saat yang salah, saat Indonesia sedang carut-marut…

Yogyakarta, 270606

No comments: