Wednesday, October 03, 2007

"Good To Great", Real Great


Seperti yang telah dijanjikan sebelumnya aku akan mengulas buku "Good To Great" yang ditulis oleh Jim Collins. Dan kinilah saatnya, karena akhirnya setelah sekian lama, kelar juga banyak buku.

Satu kata untuk buku ini "Great". Mengapa? Ada beberapa alasan. Pertama, buku ini didasarkan pada penelitian yang sangat panjang. Tahukah berapa lama waktu riset untuk menghasilkan buku setebal hanya beberapa ratus halaman, LIMA TAHUN. Wowww, untuk melakukannya, pasti butuh kesabaran, dan konsistensi yang luarrrr biasa.

Kedua, buku ini ditulis bukan hanya oleh Jim Collins , tapi sebuah tim besar yang terdiri atas 20 orang periset dengan berbagai keahlian dan latar belakang. Alasan ketiga, buku ini melihat dari berbagai sisi dan sangat komprehensif, mulai dari teori tentanng manajemen keuangan, kepemimpinan, idiosinkretik, content analysis (analisis isi), statistik dll. jadi bisa dibayangkan, berbagai pisau analisis baik metode kuantitatif maupun kualitatif tumpek blek jadi satu...

Ketiga, buku ini walaupun ditulis oleh para profesor dan periset yang hebat, tapi dalam penulisannya sangat mudah untuk dibaca. Sehingga orang awam pun dapat mengerti apa yang ingin disampaikan.

Keempat, penulisan buku ini menggunakan pendekatan yang menurut aku sangat unik. Kalo Anda mengenal BreadTalk dengan "open kitchen". Maka buku ini menerapkan hal yang sama, bagaimana proses penelitian, perdebatan yang terjadi, dan hal yang terkait dengan proses penelitian diungkapkan dengan detil. Beberapa hasil penelitian jurnal manajemen yang aku pernah baca, mencantumkan hal yang sama, tapi terkesan dingin dan kaku. Buku ini mampu membawanya ke ranah populer yang lebih hangat dan mudah dimengerti.

Terus apa sih sebenarnya isi buku ini? Sepenangkapan aku, buku ini ingin menjawab pertanyaan, apa sih yang membuat perusahaan "good" menjadi "great". Riset ini didasarkan pada pertanyaan dasar tersebut. Lalu mereka menemukan berdasarkan penelitian yang panjang, penyebabnya antara lain.

Pertama, pemimpin yang mementingkan kepentingan perusahaan dibandingkan popularitasnya sebagai pribadi. Sehingga setelah dia lengser dari jabatannya, sudah dipersiapkan para penggantinya yang akan meneruskan kejayaan perusahaan. Kedua, only the right people on the bus... Jadi menurut penelitian ini, perusahaan-perusahaan yang berhasil tersebut, hanya akan menginvestasikan waktu dan tenaga untuk orang-orang yang tepat, dan sisanya yang dianggap tidak tepat maka harus disingkirkan.

Ketiga, perusahan-perusahaan tersebut menerapkan Hedgehog Concept (seperti yang pernah aku ulas sebelumnya di blog ini). Intinya mereka fokus pada hal tertentu. Di sini dibedakan antara Hedgehog Concept dan Core Competence. Karena menurut Jim Collins, bisa saja core comptence perusahaan yang ada sekarang tidak akan membawanya menjadi yang terbaik di dunia.

Hedgehog Concept diperoleh melalui sebuah proses pencarian yang panjang. Hal ini bukan hanya didasarkan pada peta kemampuan yang dimiliki saat ini. Tapi pada sebuah keyakinan, bahwa kita akan mampu menjadi terbaik pada hal tersebut, dan berdisiplin untuk fokus pada tujuan tersebut.

Ya kira-kira begitulah yang aku tangkap dari buku tersebut. namun satu hal yang sangat tidak aku setujui dari buku ini. Soal konsep "Just the right people in the bus". Tampaknya sangat kejam, bahwa karyawan yang dianggap tidak sesuai akan ditendang begitu saja. Bayangkan bila sebuah perusahaan melakukan merger, apakah kemudian orang yang telah mengabdi bertahun-tahun harus ditendang begitu saja.

Hal ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran bagi setiap karyawan. Termasuk karyawan-karyawan yang terbaik sekalipun, karena siapa yang akan menjamin mereka juga tidak akan terdepak suatu saat nanti. Dan pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kinerja.

Jakarta, 031007
Hasrat Menggelegak untuk Menulis

1 comment:

Anonymous said...

luar biasa