Friday, January 25, 2008

Mengubah Paradigma...

Beberapa hari yang lalu, di Rotaract Reguler Meeting aku mendatangkan Duta ASEAN 2007. Ada sesuatu yang menarik untuk direnungkan, dari presentasi mereka tentang misi kebudayaan ke Eropa akhir tahun lalu. Yang menarik adalah kesimpulannya, "Seenaknya negeri orang ,tetap lebih menyenangkan hidup di Indonesia. Hmmm kalimat yang klasik. Satu sisi memang keren, menunjukkan nasionalisme yang tinggi.

Tapi aku kok melihatnya dari sisi lain. Itu menunjukkan kita lebih suka dengan kenyamanan yang kita miliki saat ini, sehingga enggan untuk bergerak maju. Karena logikanya begini, biasanya kaum perantau akan lebih sukses dibandingkan mereka yang hanya berkutat di tempat asalnya. Lihatlah bagaimana orang-orang India dan Cina, mereka maju karena mereka punya keberanian luarrrr biasa untuk meninggalkan negerinya, dan bertahan di negara baru yang mungkin jauhhh sangat berbeda dari negeri asalnya. Makanya negaranya juga maju.

Amerika Serikat yang digdaya, itu juga dibangun oleh para perantau dari seluruh dunia. Pada awalnya AS dibangun oleh kaum imigran dari Eropa yang mencari penghidupan yang lebih layak, karena pada saat itu Eropa sedang babak belur dengan kemiskinan, perang suadara, dan wabah penyakit.

Dari dalam negeri, kita bisa lihat. Jakarta dikuasai oleh para perantau dari berbagai daerah, misalnya dari Minang, Padang, Jawa. Umumnya pemegang kekuasaan dalam berbagai bidang yang kelompok ini.

Pertanyaannya kemudian, mengapa??? Ya karena para perantau harus bekerja lebih keras agar mereka bisa diterima dan diakui. Mental mereka juga lebih kuat, karena mereka meninggalkan zona nyaman.

Lalu balik lagi ke pertanyaan awal. Apakah pernyataan, "Seenaknya negeri orang tetap lebih menyenangkan hidup di Indonesia", masih relevan untuk menunjukkan nasionalisme???

Menurutku, harusnya ada revolusi paradigma. Marilah kita belajar merantau ke negeri lain, belajar dan berusaha hidup di luar negeri. Berusaha beradaptasi, dan bertahan, lalu seandainya memang ingin membangun negeri tercinta, kembalilah saat kita telah menjadi pemenang, dan mempunyai banyak bekal ilmu untuk dibawa pulang.

Atau mungkin ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk negeri ini, tanpa harus berada di Indonesia. Ada banyak jalan ke Roma, dan ada banyak cara menunjukkan sikap nasionalisme. Saatnya kita membuka cakrawala lebih luas lagi...


Jakarta 250108
Tertatih Berpikir Nasionalisme...

No comments: