Tuesday, April 15, 2008

Radith dan Partisipasi Konsumen via Internet


Mungkin kalau Anda bukan ABG tidak akan kenal dengan Raditya Dhika. Dia adalah Sang Penulis Kambing Jantan yang sangat fenomenal. Buku yang naik cetak lebih dari 10 kali ini, benar-benar menyihir para remaja sejak beberapa tahun yang lalu.

Buku-buku berikutnya pun tak kalah laris, dan masih terus naik cetak hingga sekarang. Bulan ini Radith, akan meluncurkan buku barunya. Ada sesuatu yang unik dari cara Radith dan penerbit bukunya, berinteraksi dan berkomunikasi dengan para penggemarnya, melalui blog.

Ini tidak mengherankan, karena buku pertamanya memang berasal dari diary Radith yang ditulis di blog. Lalu blog itu ditutup setelah bukunya terbit, dan kemudian ia membuat blog baru yang berisi tentang "reality show" proses kreatif menulis buku baru, dan juga road show promosi buku-buku yang sudah diterbitkan.

Setiap posting blog Radith, selalu menuai antusiasme. Bayangkan setiap posting bisa menuai, lebih dari 200 komentar. Sebuah angka yang sangat banyak, kalau komentarnya sebanyak itu, bisa dibayangkan berapa pengunjung per harinya???

Bahkan sebuah postingan berjudul "Update film KJ, please tell me what you think", hingga saat ini sudah mendapatkan 1376 komentar. Kelihaiannya untuk berinteraksi dengan para pembacanya, membuat para penggemarnya merasa bagian dari kehidupan Radith.

Tulisan ini sebenarnya meminta pendapat dari para penggemarnya, kira-kira siapa yang akan menjadi pemeran utama film Kambing Jantan. Strategi yang sangat unik, karena tentunya para penggemar setia Radith, akan makin penasaran dengan kehadiran film ini. Kedua, rasa penasaran itu akan makin membuncah karena mereka merasa dilibatkan dan punya peran penting dalam menentukan siapa pemeran filmnya.

Inilah kasus riil, tentang bagaimana menciptakan komunitas, dan melibatkan mereka untuk berpartisipasi akan produk yang akan mereka konsumsi. Para pemasar tentunya juga sangat diuntungkan, karena dari sini mereka akan tahu sebenarnya apa sih yang diinginkan konsumennya??? Bukankah impian semua pemasar adalah produknya laku???

Dan saya pikir produsen yang berasal dari industri lain, bisa juga mengimplementasikan ide ini. Saat pilihan terlalu beragam, konsumen membutuhkan alasan lain, selain kualitas. Mereka butuh sebuah cerita, mereka butuh sebuah ikatan dengan produk yang mereka konsumsi. Kesimpulannya, mereka butuh alasan lebih untuk suatu produk...

Jakarta, 150408
Sore-Sore...

No comments: