Friday, April 04, 2008

Mimpi Buruk Pemasar Itu Bernama Consumer Generated Media

Beberapa hari yang lalu seorang teman mengirimkan sebuah link yang sangat menghebohkan. Sebuah merek mobil ternama, yang menggunakan iklan testimonial dihujat habis oleh penulis blog itu. Karena dia dengan lantang, menuliskan secara jujur proses dibalik layar iklan testimonial tersebut.

Apabila Anda sebagai pemilik brand tersebut, bukankah ini sebuah mimpi buruk? Dan tampaknya bagian marketing communication dari perusahaan ini tidak mengetahui, terbukti tidak ada satu komentar pun yang berasal dari pihak produsen. Padahal link tulisan ini sudah menyebar kemana-mana.

Parahnya lagi tulisan ini ditulis tahun 2005, dan hingga saat ini pun ternyata masih heboh dibicarakan. Coba Anda bayangkan, pagerank artikel itu saja mencapai 6 (Google pagerank berskala 1-10). Sementara pagerank keseluruhan blognya cuman 3. Ini merupakan indikasi, bahwa khusus tulisan ini banyak dibaca orang, di forward dari mailing list ke mailing list, dan di link kemana-mana.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk menanganinya? Untuk pencegahan, seharusnya perusahaan ikut terlibat dalam dunia blog, mailing list dan forum lainnya dimana konsumennya biasa berkumpul. Sehingga apabila ada keluhan, mereka langsung menuju ke perusahaan dibanding bercerita kemana-mana.

Tindakan lainnya, adalah melakukan monitoring tiap hari melalui google, apakah ada berita negatif tentang produk kita. Nah disini menjadi krusial, apabila ada yang berkomentar negatif, hadapilah dengan lapang dada. Anda tidak bisa marah-marah, lalu mengecam Sang Penulis. Akan lebih elegan bila Anda bersimpati, dan berusaha segera memecahkan masalah yang dihadapi.

Lalu, satu lagi pelajaran dari produsen otomotif ini, bersikaplah jujur. Dan mintalah ijin sebelum menerbitkan testimonial sebagai iklan. Kalo tidak, ya bisa berabe. Mungkin Anda penasaran siapa produsen mobil yang dimaksud, Anda bisa klik disini, untuk mebaca selengkapnya.

Jakarta, 040408
Jakarta yang Rintik-Rintik...

3 comments:

L. Pralangga said...

Well, tidak dipungkiri kalau alih-alih testimonial macam itu bis ajadi bumerang kalau tidak dilakukan secara extra-hati-hati.. ibaratnya testimonial pada situs social networking macam friendster.. any wrong move can result a bad advertising, indeed... :)

Seneng udh bisa mampir kesini lagi, salam hangat dari afrika barat.

Agung Nugroho said...

hmmm... saya sih nggak akan menggunakan istilah "menghujat" ya.... "ngecap" mungkin lebih tepat! :-)

Terima kasih buat link-nya.

tuhu said...

Wahhh ndak nyangka Mas Agung tahu ajah aku nulis kasus Ford. Maksih untuk kunjungannya...