Tuesday, August 02, 2005

Membaca Ulang Cerpen-Cerpen Itu

Setelah lama terjun dalam tulis menulis cerpen. Aku terhentak oleh temuanku sendiri bahwa sebagian besar dari karya yang aku tulis bercerita tentang kemunafikan. Orang-orang yang munafik dalam banyak hal, mulai dari soal cinta, gengsi, dan arti kebahagiaan.
Lalu aku mulai resah? Apakah aku setumpul itu dalam hal kreativitas? Hingga tak bisa menulis jauh dari tema itu? Tapi bagaimanapun berusaha, ide-ide yang muncul muaranya sama, tentang kemunafikan.
Mulailah aku bertanya-tanya pada diri sendiri. Dari manakah nilai-nilai ini muncul? Karena aku yang membenci kemunafikan, dan menginginkan dunia yang lebih jujur pada diriku dan juga pada semua orang?
Atau jangan-jangan penyakit itu tanpa disadari mengegrogoti diri ini. Aku sebenarnya tak beda jauh dengan tokoh-tokoh dalam ceritaku dalam bentuk yang lain, dan tentang kemunafikan yang lain.
Aku ini seorang pendekar yang memperjuangkan kejujuran, atau sedang menterapi diri sendiri?
Aduh entahlah, semakin aku bertanya maka semakin aku tidak akan jujur pada diri sendiri. Ternyata memang tidak mudah untuk jujur bahkan pada diri sendiri. Namun haruskah itu selalu dijadikan pembelaan?


Yogya, 020805

No comments: