Monday, August 22, 2005

Minoritas Cina, Betapa Malangnya Nasibmu...

Isu ini sebenarnya basi untuk dibicarakan. Namun aku kembali tergugah untuk menuliskannya, saat beberapa hari yang lalu menonton talk show profil seorang pemenang medali perunggu olimpiade kimia tingkat dunia. Dan kembali aku melihat guratan wajah Cina.

Sungguh malang nasib orang Cina di Indonesia. Saat terjadi konflik mereka selalu menjadi korban pertama dan utama. Mengapa? Apakah karena merekalah sang minoritas? Ataukah karena mereka yang menguasai ekonomi bangsa ini?

Jangan-jangan ini menunjukkan mental kita yang pengecut. Beraninya bertarung dengan pihak yang lemah, yang mudah diinjak-injak, dan tak akan berdaya melawan. Pelarian atas rasa frustasi karena tak mampu bertarung dengan Si Kuat. Berusaha untuk mencari kambing hitam, karena tak ingin disalahkan.

Tapi pernahkah kita iri pada kerja keras mereka? Bukan hanya sekedar apa yang mereka hasilkan? Pernahkah kita memberikan penghargaan bagi mereka yang telah mengharumkan nama bangsa. Bukan hanya sekali ini pemenang medali olimpiade diraih keturunan Cina. Mulai dari olimpiade astronomi, biologi, bahkan fisika kebanyakan keturunan Cinalah yang mempersembahkannya.

Namun mengapa kita tak pernah adil untuk memuji prestasi mereka? Apakah lagi-lagi gengsi yang bermain? Kadang aku bingung memandang realita. Kita terlalu lama hidup dalam kemunafikan. Bila mereka berprestasi, kita anggap biasa saja, mereka adalah bagian dari kita.

Tapi bila menyangkut ekonomi, kita menganggap mereka sebagai minoritas yang bukan Indonesia. Mereka tetaplah pendatang yang belum diterima sepenuhnya. Meski mereka lahir dan besar menghirup udara negeri ini. Kesalahan mereka hanyalah karena berkulit putih, bermata sipit, dan bekerja lebih keras...

Ironis memang....


Yogyakarta, 220805

No comments: